REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dua kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi pada Jumat (3/5). Jarak luncur gugurannya mencapai 900 meter.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminyan di Yogyakarta, Jumat, mengatakan dua guguran lava yang terpantau melalui CCTV itu mengarah ke hulu Kali Gendol. Selain guguran lava, BPPTKG juga merekam empat kali gempa guguran dengan amplitudo 3-45 mm dengan durasi 39.32-90.15 detik dan satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 3 mm selama 8.92 detik.
Sementara itu, hasil pengamatan visual asap kawah Merapi tidak teramati. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah timur laut dan timur dengan suhu udara 16.5-21.8 derajat celcius, kelembaban udara 63-91 persen, dan tekanan udara 629.3-709.6 mmHg.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian. Kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diimbau tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.