REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak secara lugas menjelaskan makna dari pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Kamis (2/5). Namun, AHY menegaskan, ia bersama Demokrat ingin bersama-sama melihat Indonesia yang lebih baik.
Usai berbincang secara tertutup bersama Jokowi di Ruang Kerja Presiden selama 20 menit, AHY pun menyempatkan diri menemui awak media. AHY mengaku, kedatangannya memenuhi undangan Jokowi sekaligus membawa salam hormat dari sang ayah sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kepada presiden.
"Kita juga harus terus bisa menyumbangkan pemikiran gagasan karena tentunya sebagai semangat dari demokrasi dan mewujudkan indonesia semakin baik ke depan. Kita terus bertukar pikiran dan saling memberikan masukan yang baik," ujar AHY di Istana Merdeka, Kamis (2/5) sore.
AHY pun mengaku bentuk silaturahim yang dilakukan dengan Jokowi tidak selalu berkaitan dengan komunikasi politik pragmatis. Putra sulung SBY tersebut menegaskan posisinya untuk bisa bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.
"Tadi pagi saya sempat berkomunikasi yang intinya adalah saya sampaikan salam hormat pada Pak Presiden," kata AHY.
AHY masuk Ruang Kerja Presiden di Istana Merdeka pada pukul 16.17 WIB dan langsung melakukan pertemuan tertutup dengan Jokowi hingga pukul 16.45 WIB. AHY mengaku diundang oleh Jokowi dalam pertemuan sore ini.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menilai pertemuan antara perwakilan Partai Demokrat dan Presiden Jokowi merupakan hal yang lumrah di ranah politik. Baginya, politik juga menyuguhkan upaya jalan keluar dari permasalahan bangsa, sehingga antarpihak ikut saling mendengarkan.
Terkait koalisi, Moeldoko pun memandang semakin banyak partai yang mendukung maka semakin menguntungkan pemerintah. "Karena pemerintahan yang efektif ya sebanyak mungkin teman dan sebanyak mungkin koalisi yang semakin kuat. Jadi politik itu dinamis," kata Moeldoko.
Isu merapatnya Demokrat ke kubu pejawat muncul setelah adanya pernyataan dari Kubu Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang membuka pintu bagi Demokrat. Namun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachlan Nashidik sempat membantah isu tersebut.
Rachlan menyebut, partainya adalah partai yang kritis bukan oportunis. Ia menegaskan tidak akan meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi karena disebutnya sedang dalam kesulitan.
"Partai Demokrat adalah bagian dari koalisi Prabowo-Sandi. Kami dikenal sebagai anggota koalisi yang kritis -- bukan oportunis. Kami tidak meninggalkan kawan yang sedang mengalami kesulitan," kata Rachland saat dikonfirmasi, Senin pekan lalu.