REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- DPW Partai Nasional Demokrat Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana menempuh jalur hukum. Langkah ini menyoal dugaan konspirasi pemindahan suara PKB ke PAN oleh oknum petugas melibatkan tokoh masing-masing parpol.
"Kami akan tuntut. Ini ada indikasi sangat kuat upaya yang disengaja dan sistematis," kata Ketua DPW Partai Nasdem Ahmad Djadi di Tulungagung, Rabu (1/5).
Dalam rekapitulasi suara yang dilakukan di tingkat kabupaten oleh KPU Tulungagung, saksi Nasdem yang ditunjuk berhasil membuktikan adanya pemindahan suara dari PKB ke PAN di dua desa Dapil I. Namun hasil akhir di dapil itu, Nasdem masih kalah tiga suara dibanding PAN.
Akibatnya, jatah kursi ke-10 DPRD Tulungagung dari Dapil satu menjadi hak PAN. Padahal dari perhitungan awal Partai Nasdem unggul sekitar 50 suara dibanding PAN di Dapil I untuk perebutan kursi DPRD Tulungagung.
Hanya orang kawakan yang bisa mendesain perpindahan suara antar partai. "Sebenarnya kami sudah tahu indikasi siapa yang terlibat dalam pengaturan ini. Namun secara formal akan kami wujudkan dalam langkah hukum," katanya.
Sebelumnya Nasdem berhasil membuktikan perpindahan 120 suara milik PKB ke PAN di Kecamatan Ngantru. Rinciannya, 60 suara di Desa Ngantru dan 60 suara di Desa Srikaton.
Sementara di Kecamatan Kedungawaru, Nasdem mempunyai data perpindahan 50 suara dari PKB ke PAN. Dari data DA1 awal, PAN mendapatkan 2.298 suara. Namun terbit DA1 pembaruan, suara PAN berubah menjadi 2.357.
"Mungkin mereka anggap Nasdem gak tahu. Padahal saksi kami sangat kuat," ujar Djadi.
Djadi meyakini, ada keterlibatan orang lama yang paham pelaksanaan pemilu dalam kasus ini. DPW Nasdem bertekat akan mengejar kasus ini hingga tuntas. Termasuk menunjuk pengacara untuk mengawal kasus ini.
Selain itu DPW Nasdem juga mempelajari kemungkinan melapor ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). "Siapa saja yang terlibat harus diungkap," ucapnya.
Djadi mengaku heran dengan sikap PKB yang tidak bereaksi. Padahal jelas-jelas suaranya pindah ke partai lain.
"Partai lain, satu suara pun diperjuangkan mati-matian. Ini kok tidak ada respon," Kata Djadi.
Ketua DPC PKB Tulungagung Adib Makarim sejauh ini belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi terkait sandi ini.