Selasa 30 Apr 2019 11:49 WIB

Naruhito: Sosok Gigih dan Penyayang di Kekaisaran Jepang

Kaisar Jepang Akihito turun tahta dan digantikan Pangeran Naruhito.

Kaisar Jepang Akihito setelah menyelesaikan ritual turun takhta setelah tiga dekade berkuasa di Istana Kekaisaran di Tokyo, Selasa (30/4).
Foto:
Putra mahkota Jepang Pangeran Naruhito dan Putri Masako pada 9 November 2018. Pangeran Naruhito akan menjadi kaisar Jepang menggantikan ayahnya.

photo
Kaisar Akihito: Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko

Shiraishi adalah bankir yang juga bermain selo. Ia mengatakan, pilihan Putra Mahkota untuk bermain biola sudah menunjukkan siapa dirinya. Naruhito pernah menulis esai tentang hal itu dalam sebuah brosur konser musik klasik.

"Saya mulai mengerti peran biola, yang mana tidak menonjol, tetapi (dibutuhkan karena) harmoni menjadi hampa tanpanya. Sangat menyenangkan memilih biola sebagai teman. Karena itu, saya dapat bertemu banyak orang dan bermain musik bersama," tulis Naruhito.

Shiraishi mengatakan, Naruhito pendengar yang baik. Namun, ia juga orang yang senang dengan percakapan.

"Ia mendorong orang untuk berbicara dan membantu memperkaya percakapan. Ia tidak ingin menjadi bintang, justru ia ingin bersama orang-orang dan bekerja sama," kata Shiraishi menambahkan.

Para pengamat kekaisaran mengatakan, sebagai kaisar mungkin Naruhito akan fokus dengan isu-isu global seperti pencegahan bencana dan konservasi air. Ia sudah melakukan penelitian tentang topik tersebut sejak mengunjungi Nepal pada tahun 1987 ketika melihat perempuan dan anak-anak harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih.

Istri Naruhito, Masako, seorang lulusan Universitas Harvard yang memiliki pengalaman sebagai diplomat. Naruhito telah membuktikan dirinya orang yang gigih. Ia harus menunggu selama delapan tahun dan dua kali ditolak sebelum akhirnya dapat menikahi Masako, yang ia temui dalam sebuah pesta pada tahun 1986.

Masako membatasi kehadirannya di hadapan publik setelah melahirkan Putri Aiko. Ia tertekan akan tuntutan untuk melahirkan anak laki-laki. Naruhito membelanya dan pernah mengatakan ia berharap istrinya memperluas perannya.

Saat ini keluarga Kekaisaran Jepang menghadapi ketidakpastian. Anak semata wayang Naruhito, Putri Aiko, yang kini berusia 17 tahun tidak dapat menjadi kaisar. Jepang belum pernah memiliki kaisar wanita.

Profesor pakar monarki Jepang dari Meiji Gakuin University, Takeshi Hara, mengatakan, apa pun yang terjadi, Naruhito membutuhkan tekad kuat. Tekad itu dibutuhkan jika ia ingin mengejar jalur hidupnya sebagai seorang kaisar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement