REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah meluncurkan produksi teknologi rumah tahan gempa (RTG) di Science Technology and Industrial Park (STIP) di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Senin (29/4). Ia berharap akan terjadi transfer teknologi RTG di provinsi yang dipimpinnya.
Zul, sapaan akrab Zulkieflimansyah, mengatakan teknologi RTG merupakan salah satu langkah untuk mengubah pola kerja masyarakat NTB yang semula dari sektor pertanian ke industri. "Mungkin butuh waktu lama tapi harus dimulai. Harus ada transfer teknologi dari aplikator ke tenaga kerja lokal di NTB," ucap Zul.
Zul mendorong para aplikator yang memanfaatkan lahan di STIP NTB memberdayakan tenaga kerja lokal. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, kata Zul, sudah menyiapkan lahan dan sejumlah fasilitas secara gratis di STIP.
"Kalau bisa yang dipekerjakan buruhnya, tenaganya, insinyur semua orang lokal. Mungkin banyak kekurangan, tapi itu tugas bapak-bapak untuk mengajarkan mereka. Mohon kesabaran bapak-bapak," kata Zul.
Zul juga mengatakan semua aplikator yang ada di STIP ini sedang membuat sejarah baru di NTB. "Anda sedang menulis sejarah baru NTB sehingga ada perubahan pola pikir dan paradigma. Orang yang biasa bekerja di sektor agrikultur menjadi orang yang bekerja di pelayanan dan industri," ungkap Zul.
Kepala Dinas Perindustriaan Provinsi NTB Andi Pramania mengatakan saat ini terdapat 17 aplikator di STIP NTB yang akan mengerjakan 11 jenis RTG. "Investasi yang masuk ke STIP NTB untuk pembangunan RTG sekitar Rp 37 miliar. Serapan tenaga kerja sekitar 231 orang," ujar Andi.
Andi menyebut kemampuan produksi STIP mencapai 500 unit rumah per pekan atau sekitar 73 unit per hari. Andi menambahkan STIP NTB menargetkan membangun 35 ribu RTG hingga Desember 2019.