Ahad 28 Apr 2019 14:47 WIB

Pelaku Bom Sri Lanka: Mapan, Bertitel, dan Alumni Barat

Aparat Sri Lanka terus memburu para pelaku bom di Sri Lanka.

Rep: Puti Almas, Kamran Dikarma/ Red: Elba Damhuri
Aksi pasukan keamanan di Sri lanka pasca serangan bom sebuah mobil dekat Gereja St. Anthony Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka
Foto: EPA
Aksi pasukan keamanan di Sri lanka pasca serangan bom sebuah mobil dekat Gereja St. Anthony Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Pasukan militer Sri Lanka mengatakan dua orang yang diduga sebagai anggota kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas dalam operasi keamanan, Sabtu (27/4). Penyerbuan dilakukan di sebuah rumah di Kalmunai, kota di wilayah timur negara itu.

Baku tembak dilaporkan sempat terjadi saat penyerbuan dilakukan oleh pasukan militer. Selain itu, ada satu warga sipil yang tewas akibat terjebak dalam operasi tersebut.

"Dalam tembakan balasan yang kami luncurkan, dua pria bersenjata tewas dan seorang warga sipil yang terperangkap dalam baku tembak juga tewas," ujar juru bicara militer Sri Lanka, Sumit Atapattu, dilansir the Strait Times, Sabtu.

Operasi keamanan diluncurkan oleh militer Sri Lanka setelah terjadinya serangkaian pengeboman terkoordinasi yang menargetkan tiga gereja dan tiga hotel di ibu kota Kolombo pada 21 April lalu. Setidaknya 253 orang tewas dan 500 lainnya terluka dalam peristiwa ini.

Sebagian besar korban tewas dalam serangan bom terkoordinasi ini adalah warga Kristiani yang sedang menghadiri ibadah kebaktian Paskah. Ada juga 35 warga asing yang antara lain berasal dari Jepang, Belanda, Cina, Inggris, Amerika, dan Portugis di antara korban tewas.

National Thowheeth Jama’ath (NTJ) diketahui sebagai kelompok berideologi teroris dan telah dituding berada di balik serangan tersebut. Meskipun begitu, pihak berwenang Sri Lanka tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan kelompok atau organisasi teroris asing karena melihat skala besarnya insiden tersebut.

Pemerintah negara itu juga telah meminta bantuan internasional untuk melakukan penyelidikan.

Sebelumnya, Pemerintah Australia mengonfirmasi bahwa pelaku serangan bom Sri Lanka didukung oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Laporan ini muncul diikuti dengan klaim kelompok militan tersebut yang mengatakan berada di balik insiden dan mendistribusikan video yang memperlihatkan pemimpin NTJ, Mohamed Zahran, berjanji setia kepada ISIS.

Meski demikian, ISIS tak memberikan bukti yang mendukung klaim kelompok itu atas serangan bom di Sri Lanka. Namun, ini akan menjadi serangan ISIS yang terbesar jika mereka benar melakukannya di negara Asia Selatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement