Ahad 28 Apr 2019 01:09 WIB

Eggi Nilai Mustahil PAN Gabung Jokowi tanpa Restu Amien

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan diketahui telah bertemu Jokowi di Istana.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto -Sandiaga Uno, Eggi Sudjana memberikan sambutan psaat deklarasi Kesatuan Aksi Pendukung Prabowo Untuk Indonesia Satu (KAPPI-1) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3/19).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto -Sandiaga Uno, Eggi Sudjana memberikan sambutan psaat deklarasi Kesatuan Aksi Pendukung Prabowo Untuk Indonesia Satu (KAPPI-1) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3/19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) di istana menuai polemik. Dikabarkan dengan pertemuan itu, PAN berpeluang untuk keluar dari oposisi dan bergabung kembali dengan koalisi pemerintah. Namun, hal ini dibantah oleh sejumlah politikus PAN itu sendiri.

Politikus PAN, Eggi Sudjana menegaskan sepanjang Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tak merestui mustahil maka PAN merapat kembali ke koalisi pemerintah. Sebab, tokoh sentral PAN adalah Amien Rais bukan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum partai.

"Jadi sepanjang Amien Rais belum bersikap dalam pengertian memisahkan dari koalisi saat ini maka tidak terjadi (gabung pemerintah), sekalipun yang mengatakan adalah Zulkifli Hasan," tegas Eggi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (27/4).

Kemudian, sekalipun jika ada perkataan dari Zulkifli Hasan kepada Joko Widodo di istana beberapa waktu lalu adalah pendapat pribadi. Sehingga apa yang disampaikan Zulkifli tidak atas nama partai. Apalagi saat ini, kata Eggi, belum ada rapat untuk membicarakan arah koalisi ke depannya.

"Yang perlu diteliti lagi ada kepentingan apa, sedangkan pemilu sudah selesai. Maka tidak ada pengaruhnya secara elektoral jadi ini kan main-main saja Menurut saya," tambahnya.

Sebelumnya, Zulkifli Hasan yang juga sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI mengelaskan kehadirannya ke Istana dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara bukan sebagai ketua partai. Menurutnya, kedatangannya di Istana dalam rangka pelantikan Murad Ismail dan Barnabas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

"Saya hadir di Istana sebagai Ketua MPR dalam Pelantikan Gubernur Maluku. Sama seperti pelantikan gubernur gubernur lainnya. Apalagi, Murad Ismail adalah sahabat dan PAN mengusungnya di Pilkada Maluku lalu," jelasnya melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (26/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement