Jumat 26 Apr 2019 22:05 WIB

Warga Karawang Keluhkan Asap Hitam Pabrik Sabun

Asap yang tertiup angin menyisakan butiran debu dan menyebar ke rumah warga.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
udara yang tercemar (ilustrasi)
Foto: Republika
udara yang tercemar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah warga di Dusun Jatirasa, Desa Duren, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, mengeluhkan soal asap hitam pekat yang keluar dari salah satu pabrik di wilayah itu. Asap yang tertiup angin itu, menyisakan butiran debu dan menyebar ke rumah warga. Paparan debu hitam itu, tak hanya hinggap di luar, melainkan sampai masuk ke dalam rumah.

Dewi Astuti (25 tahun) warga setempat, mengatakan, sudah beberapa pekan terakhir, asap hitam sering keluar dari pabrik yang memroduksi sabun tersebut. Warga sangat kesal, sebab debunya sampai masuk rumah. Bahkan, sering menempel di baju yang sedang dijemur. "Kami takut, lama kelamaan butiran debu ini akan terhirup lewat hidung. Lalu, menganggu kesehatan," ujarnya, kepada sejumlah media, Jumat (26/4).

Baca Juga

Bahkan, tak sedikit warga yang kerepotan membersihkan debu tersebut. Tak hanya itu, saat dikumpulkan, butiran debu itu mirip seperti serbuk kopi yang baru selesai di panggang. "Bikin repot, dalam sehari bisa tiga sampai empat kali ngepel lantai," ujar Dewi.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang, menginvestigasi kasus dugaan pencemaran udara tersebut. Tim dari Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan, di terjunkan untuk menelusuri sumber debu hitam, yang dikeluhkan oleh warga.

Kepala Dinas LH Kabupaten Karawang, Wawan Setiawan, mengatakan, debu dan asap hitam pekat itu, setelah diteliti merupakan limbah fly ash atau sisa emisi pembakaran batu bara yang dilakukan PT K2 Industries. Hasil dari penelitian tim yang diterjunkan, PT K2 Industries memang memiliki boiler atau alat penghasil uap, yang digunakan untuk pemanasan atau tenaga penggerak mesin. "Dengan batu bara itu, boiler tersebut menghasilkan uap untuk kebutuhan pabrik," ujar Wawan.

Akan tetapi, boiler milik PT K2 Industries ini, sudah memiliki alat pengendali pencemaran udara, berupa wet scrubber. Namun, boiler tersebut masih menghasilkan asap hitam saat start up sekitar 25 hingga 30 menit.

Kondisi ini, lanjut Wawan, masih dinilai biasa dan normal. Tidak terindikasi adanya pelanggaran lingkungan. Meski demikian, pihaknya tetap memberikan saran dan himbauan, supaya perusahaan itu lebih safety lagi dalam hal mengoperasikan boilernya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement