Jumat 26 Apr 2019 08:43 WIB

Indonesia Antisipasi Penularan Campak dari Luar Negeri

Campak tengah menjangkiti masyarakat di 22 negara.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.
Foto: EPA
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terus bergerak untuk melindungi warganya dari penyakit campak. New York Times mengabarkan pada Rabu (24/4), virus campak belakangan telah terdeteksi menjangkit masyarakat di 22 negara.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, Kemenkes terus mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi MR untuk mencegah supaya Indonesia terhindar dari wabah atau peningkatan kasus penyakit campak. Penyakit ini menular melalui percikan ludah penderitanya.

Baca Juga

"Kami terus berupaya memberikan imunisasi (MR) kepada seluruh kelompok masyarakat yang memerlukan, seperti balita," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/4) malam.

Tak hanya itu, pihaknya juga memastikan semua fasilitas pelayanan kesehatan. khususnya fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), mampu mengenali gejala campak. Upaya lain untuk meminimalisasi campak adalah melakukan isolasi ketika menemukan satu kasus campak.

Anak yang terkena campak tersebut dari anak-anak yang lain. Kemenkes juga memastikan penderita campak mendapatkan pengobatan dari fasilitas kesehatan.

"Terakhir masyarakat diharapkan mengurangi kesempatan bepergian ke daerah-daerah lain yang sedang terjadi wabah campak," katanya.

Anung menyerukan agar masyarakat yang anaknya telah diimunisasi memastikan daya tahan tubuh buah hatinya tetap tinggi. Caranya ialah dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Anung berharap, wabah campak tak sampai terjadi di Tanah Air. Namun, dia mengakui kasus campak di Indonesia masih ada.

Dana Bantuan untuk Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan sebanyak 169 juta anak tak mendapat vaksin pertama campak antara 2010 dan 2017 --yang rata-rata berarti sama dengan 21,1 juta anak per tahun.

Akibat dari kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit itu, penularan campak di seluruh dunia hampir empat kali lipat dalam kuartal pertama 2019 dibandingkan dengan periode yang sama 2018, yakni menjadi 112.163 kasus, demikian data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pada 2017, sebanyak 110.000 orang, kebanyakan anak kecil, meninggal akibat campak --naik 22 persen dari setahun sebelumnya," kata UNICEF.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement