REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) melakukan penelitian hasil C1 di 8.000 TPS. Penelitian melibatkan lebih dari 10 ribu relawan.
''Sebagai perguruan tinggi, kami merasa terpanggil untuk meneliti C1 ini,'' kata Direktur LAPITEK UKRI, Rochmanizar Setiadi kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4).
Rochmanizar menyebut ada 8.000 TPS yang plano C1-nya dijadikan sampel penelitian oleh UKRI. TPS itu tersebar di seluruh Indonesia.
Meskipun menggunakan metode sampel acak dengan multistage sampling, TPS yang jadi objek survei sebagian besar berada di Jawa Barat, Banten, dan DKI. Selain itu, Rochmanizar juga menyebutkan ada 3 data yang digunakan dari plano C1 yaitu suara paslon 01, paslon 02, dan suara tidak sah.
Suara tidak sah mencapai 1,9 persen. Sedangkan, sampling error pada angka 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil survei UKRI menunjukkan keunggulan pasangan calon presiden 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Rochmanizar mengatakan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno unggul dengan raihan suara 62,2 persen. Paslon nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, meraih suara 35,90 persen.
Sementara Rektor UKRI, Boyke Setiawan, mengatakan survei dilakukan secara independen. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, kampusnya ingin berkontribusi dalam Pemilu.
Meskipun kampusnya didirikan oleh keluarga Soemitro Djodjohadikusumo, Boyke menampik ada hubungan antara kampus dengan paslon Capres 02 Prabowo Subianto. Ia menegaskan kampus menyediakan infrastruktur sendiri tanpa biaya dari Capres Prabowo Subianto. ''Tidak ada dibiayai oleh Pak Prabowo,'' tegasnya.