REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berupaya melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Langkah tersebut dilakukan karena selama ini pengetahuan masyarakat terhadap bencana relatif rendah.
"(Pengetahuan bencana rendah) terlihat dari banyaknya korban," ujar Pembina BNPB yang juga pendiri Jakarta Rescue, Hadianto Wardjaman disela-sela acara diklat teknis penanggulangan bencana bagi wartawan di Kota Bandung, Kamis (25/4).
Ia mengungkapkan, saat ini BNPB tengah melakukan program srikandi penanggulangan bencana yaitu ibu rumah tangga. Menurutnya, peran ibu sangat sentral dalam keluarga oleh karena itu diperlukan pemahaman mitigasi bencana melalui peran ibu.
Ia menambahkan, salah satu mitigasi bencana adalah dengan memahami ancaman bencana di perkotaan maupun di pedasaan. Termasuk mengenali potensi bencana yang berada di wilayah lokasi tempat tinggal.
"Kenali gempa dan kenali orang-orang yang rentan seperti anak-anak," katanya. Selain itu, menurutnya, lemari-lemari yang berada di rumah harus diberikan penahan agar ketika gempa tidak jatuh.
Sosok yang sudah berkecimpung di dunia kebencanaan sejak puluhan tahun kebelakang, mengatakan jika Indonesia merupakan laboratorium bencana. Sebab hampir di semua wilayah bencana sering terjadi.
Ia pun mengatakan lima tahun terakhir mitigasi bencana sangat baik. Salah satunya BNPB sudah bekerjasama dengan organisasi dunia termasuk dengan lembaga pihak lainnya. Menurutnya, sebanyak 53 juta masyarakat akan terlibat dalam hari kesiapsiagaan bencana Jumat (26/4) mendatang.