REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejak sepekan terakhir, harga berbagai bumbu dapur di pasar tradisional wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas, mengalami lonjakan cukup tinggi. Kenaikan harga tersebut terjadi pada komoditas berbagai jenis cabai, bawang merah dan bawang putih.
"Bawang putih mengalami kenaikan harga paling tinggi. Kenaikannya sudah lebih dari Rp 20 ribu per kg. Biasanya kami jual seharga Rp 25 ribu per kg, sekarang terpaksa kami jual Rp 55 ribu per kg. Soalnya, dari pemasoknya juga sudah naik tinggi," jelas Khotimah, pedagang sayur di Pasar Gede Cilacap, Kamis (25/6).
Kenaikan harga hampir serupa, juga berlaku di berbagai pasar tradisional di Kota Purwokerto. Bahkan di Pasar Manis yang merupakan pasar tradisional dengan pengelolaan terbaik, harga bawang putih sudah mencapai Rp 60 ribu per kg. Sedangkan di Pasar Wage yang merupakan pasar terbesar di Kabupaten Banyumas, harga bawang puting masih dijual sekitar Rp 52 ribu hingga Rp 55 ribu.
"Harga bawang putih memang sedang melonjak tinggi. Saya tidak tahu kenapa mengalami kenaikan tinggi? Dari pemasoknya, harganya memang sudah di jual tinggi sehingga kami pun harus mengikuti," jelas Siti (55), pedagang di kios kelontong Pasar Wage.
Sedangkan untuk kemoditas bumbu dapur lain, meski juga mengalami kenaikan namun tidak setinggi bawang putih. Seperti bawang merah, naik dari harga normal Rp 20 ribu menjadi Rp 45 ribu. Demikian juga dengan cabai merah besar naik dari Rp 30 ribu/kg menjadi Rp 38 ribu/kg, cabai merah keriting naik dari Rp 23 ribu/kg menjadi Rp 25 ribu/kg.
Terkait kenaikan harga bawang putih ini, Pemkab Cilacap telah berupaya meredam kenaikan harga dengan menggelar operasi pasar bawang putih di berbagai pasar. Antara lain di Pasar Sidadadi, Pasar Gede, dan Pasar Tanjung Sari.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Cilacap Umar Said melalui Sekretaris Dinas Rochman, menjelaskan bawang putih yang dijual dalam operasi pasar tersebut merupakan bawang putih jenis apel. "Kita gelontorlkan sebanyak loma ton selama sepekan dengan harga jual Rp 30 ribu," jelasnya.
Dia berharap, melalui operasi pasar ini harga bawang putih bisa lebih terkendali. "Tidak terus mengalami kenaikan, terlebih menjelang bulan Ramadhan seperti sekarang," katanya.
Menurutnya, operasi pasar bawang putih ini merupakan kerja sama Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah dan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Cilacap. "Setelah sepakan, kita akan evaluasi apakah operasi berhasil meredam kenaikan harga atau tidak," jelasnya.
Sementara di Kabupaten Banyumas, sejauh ini belum dilakukan operasi pasar bawang putih. Kalangan pedagang berharap pemerintah bisa turun tangan melakukan OP, sehingga kenaikan harga bawang putih bisa dikendalikan. "Meski pun saya pedagang, kalau harga bawang putih terlalu tinggi, modal yang harus saya keluarkan juga semakin besar. Ini menyulitkan kami," kata Siti.