Kamis 25 Apr 2019 12:53 WIB

Revolusi Industri 4.0, Mahasiswa Diminta Kuasai Teknologi

Mahasiswa ideal adalah yang kritis dan menguasai teknologi informasi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjenguk ketua KPPS di TPS 38 Kelurahan/Kecamatan Karangtengah, Kota Sukabumi, Ajuk Marzuky (51) di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi Rabu (24/4) siang. Petugas KPPS tersebut jatuh sakit karena kelelahan setelah pencoblosan 17 April lalu
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjenguk ketua KPPS di TPS 38 Kelurahan/Kecamatan Karangtengah, Kota Sukabumi, Ajuk Marzuky (51) di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi Rabu (24/4) siang. Petugas KPPS tersebut jatuh sakit karena kelelahan setelah pencoblosan 17 April lalu

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para mahasiswa di Kota Sukabumi dituntut untuk siap dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi ketika menjadi keynote speaker dalam seminar kebangsaan di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) Rabu (24/4). 

‘’Mahasiswa harus mampu menguasai teknologi informasi dalam menghadapi revolusi industri 4.0,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Di mana, mahasiswa ideal adalah yang kritis dan menguasai teknologi informasi. Sebabnya kalau hanya belajar saja tanpa meningkatkan kemampuan di bidang teknologi maka jangan harap bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia.

Fahmi mengatakan, mahasiswa jangan hanya posting foto di media sosial Instagram maupun Facebook. Sebab kemampuan teknologi dalam gadget sangat luar biasa untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan.

Menurut Fahmi, kolaborasi menjadi kalimat penting dalam pembangunan dengan berbasiskan revolusi industri. Di mana dengan dengan mengandalkan lima unsur pembangunan dalam Pentahelix yakni ABCGM yang merupakan kepanjangan akademisi, bisnis, comunity, government, dan media

Khusus mahasiswa, ungkap Fahmi, dalam era revolusi industri ini dapat menjadi agen perubahan, agen analisis dan agen kontrol. Sehingga dapat menjadi duta-duta perubahan analisis, dan mengontrol Ipoleksosbudhankam.

Jika ketiga hal itu dimiliki kata Fahmi maka mahasiswa dapat memiliki kompetensi unggul dan mampu bersaing. Ke depan mahasiswa juga bukan hanya keluar kampus membawa ijazah karena akan sulit beradaptasi dengan perkembangan dan pertumbuhan negara.

Sebabnya, lanjut Fahmi, pada era saat ini lulusan perguruan tinggi bukan hanya mengandalkan ijazah. Akan tetapi harus ditambah dengan pengembangan kemampuan dalam teknologi informasi.

Rektor UMMI Sakti Alamsyah mengatakan, seminar kebangsaan ini untuk mempertahankan Pancasila di tengah perkembangan revolusi industri 4.0. Targetnya mahasiswa mampu berkontribusi dalam membangun bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement