Kamis 25 Apr 2019 07:33 WIB

Ketokohan Kader Jadi Kunci Mendongkrak Suara Golkar di Jabar

Caleg Golkar di daerah membawa berkah suara yang cukup signifikan.

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: EH Ismail
Ketua TKD Jokowi-Amin Jabar, Dedi Mulyadi.
Foto: dok. Pribadi
Ketua TKD Jokowi-Amin Jabar, Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Penghitungan suara pada Pemilu 17 April 2019, belum final. Akan tetapi, sejumlah partai politik sudah mengklaim adanya peningkatan perolehan suara pada ajang pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Salah satunya, Partai Golkar di Jawa Barat. Suara partai ini, diprediksi meningkat tajam.

Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi, mengatakan, ada fenomena baru pada Pemilu 2019 ini. Yaitu, tidak ratanya perolehan suara di internal partai. Salah satunya, ketika suara Golkar secara nasional kalah, justru di daerah mengalami kemenangan. Ketika suara Golkar di provinsi kalah, kondisi terbalik terjadi di kabupaten.

"Contohnya di Jabar. Suara Golkar di provinsi ini terkerek naik. Meskipun, secara penghitungan nasional, suara Golkarnya kalah dibanding partai lain," ujar Dedi, saat ditemui di kediaman pribadinya, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kamis (25/4).

Selain itu, naiknya suara Golkar di Jabar ini, lanjut Dedi, bukan berkah dari kepartaian. Melainkan, berkah dari ketokohan. Dengan kata lain, caleg Golkar di daerah membawa berkah suara yang cukup signifikan.

Jadi, pemilih pada Pemilu 17 April kemarin untuk Golkar, mayoritas bukan karena melihat partainya. Melainkan, lebih cenderung melihat pada sosok caleg yang diusung oleh Golkar.

"Pada pemilu tahun ini, ada dua keberkahan bagi partai. Berkah kepartaian, salah satunya PKS atau Gerindra. Serta, berkah ketokohan. Berkah ketokohan ini, yang sangat kami rasakan di daerah," ujar Dedi.

Fenomena ini dinilai sangat unik. Karena, masyarakat sudah melek dengan politik. Bahkan, telah mengalami pergeseran pilihan. Tidak lagi, memilih partai. Melainkan, memilih tokoh yang diusung partai tersebut.

Karenanya, kedepan Golkar Jabar akan mengevalusi imbas dari fenomena Pemilu 2019. Salah satu yang paling ditekankan, yaitu mengenai pemilihan caleg yang akan diusung pada pemilu selanjutnya. Yang paling diutamakan, yaitu tokoh di daerah tersebut.

"Kami ini partai yang terbuka, makanya kedepan kita yang akan melamar tokoh-tokoh di masyarakat, untuk dijadikan kader Golkar dan dicalonkan menjadi caleg," ujar Dedi.

Melamar tokoh ini, lanjut Dedi bisa dilakukan mulai 2020 mendatang. Alasannya, para tokoh ini akan dijadikan kader partai sejak dini. Serta, akan diedukasi supaya menjadi politisi yang berkualitas. Cara ini, dinilai bisa membuat Golkar bisa tetap survive.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement