Rabu 24 Apr 2019 22:42 WIB

Mengapa Masjid Jogokariyan Disebut Bersaldo Nol?

Masjid Jogokariyan dikenal luas sebagai masjid dengan saldo nol

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Pengurus masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ustaz HM Jazir ASP
Foto: dok. Republika
Pengurus masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ustaz HM Jazir ASP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir menerima penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2018. Acara penganugerahan Tokoh Perubahan Republika kali ini dlangsungkan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Rabu (24/4) malam.

Tropi penghargaan diberikan kepada Ustaz Muhammad Jazir oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Turut didampingi Komisaris Utama Republika, Erick Thohir dan Pemred Harian Republika, Irfan Junaidi.

Baca Juga

Ustaz Jazir dinilai sebagai sosok penting yang menghadirkan perubahan di tengah masyarakat, khususnya kaum Muslimin di Yogyakarta. Masjid Jogokariyan kini tampil sebagai masjid yang inovatif, selalu menghadirkan gerakan-gerakan sosial-keumatan.

Dalam sambutannya, Ustaz Jazir menyampaikan bahwa perubahan Masjid Jogokariyan dimulai dari hal sederhana. "Jadi kita hanya mulai dari sederhana. Mulai dari sandal, sekarang sudah bisa mengurus rumah," ujar Ustaz Jazil.

Dalam mengemban amanah sebagai pengurus masjid Jogokarian, Ustaz Jazir awalnya hendak mencoba mengubah cara pandang takmir masjid yang sebelumnya. "Banyak orang yang senang menerima amanah tetapi tidak bertanggung jawab. Ini saya lihat di masjid-masjid," kenang dia.

Saat itu, Ustaz Jazir kerap menemukan jamaah yang sering kehilangan barang saat keluar dari masjid. Misalnya, sandal, sepatu, atau bahkan sepeda motor. Sayangnya, pihak takmir masjid kala itu hanya sebatas membuat pengumuman "Hati-hati barang bawaan Anda, di sini sering terjadi kehilangan, takmir tidak bertanggung jawab."

"Maka saya ubah di Masjid Jogokariyan dengan pernyataan tertulis. 'Jika di masjid ini Anda kehilangan sandal, sepatu, sepeda motor, akan kami ganti baru dengan merek yang sama. Takmir bertanggung jawab," kata Ustaz Jazir.

Pria kelahiran Yogyakarta tahun 1962 itu melanjutkan kisahnya. Suatu hari, ada seorang jamaah yang sakit dan tidak mampu membayar biaya pengobatan.

Bagaimanapun, takmir masjid Jogokariyan bertanggung jawab. Akhirnya, uang infak masjid diberikan untuk membantu jamaah yang sakit tersebut. "Maka setiap Infaq yang masuk masjid kami segerakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Tidak boleh menjadi saldo. Sehingga, Masjid Jogokariyan dikenal dengan branding-nya. Masjid dengan saldo nol," kata Ustaz Jazir.

photo
Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta Ustaz Jazir ASP menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2018 yang diserahkan oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang di Jakarta, Rabu (24/4) malam.

 

Bedah Rumah Jamaah

Menurut Ustaz Jazir, selama tiga tahun terakhir ini Masjid Jogokariyan juga telah membuat program bedah rumah jamaah yang kurang mampu. Pada 2017, misalnya, setidaknya terdapat 18 unit rumah warga miskin yang sudah diperbaiki. Pada tahun lalu, Masjid Jogokariyan juga memperbaiki 22 unit rumah warga yang memerlukan bantuan.

"Tahun ini insya Allah 30 rumah. Dan tahun ini dimulai (Masjid) Jogokariyan lantai dua," jelasnya.

Ustaz Jazir menjelaskan Jogokariyan lantai dua yang dimaksud. Maknanya, menjadikan rumah warga miskin sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat membangun usaha.

"Maka masjid (Jogokariyan) tahun ini mulai membangun rumah seperti itu menjadi dua lantai. Sehingga usahanya di lantai bawah, tinggalnya di lantai atas. Dan biayanya 100 persen dibiayai oleh masjid," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement