Selasa 23 Apr 2019 11:43 WIB

KLHK Ungkap Banyak Bank Sampah Berhenti Beroperasi

Bank sampah yang tidak memiliki koneksi berpotensi tutup.

Salah satu anyaman kemasan saset yang dirangkai hingga membentuk sebuah produk daur ulang oleh Bank Sampah Induk (BSI) Gesit, Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Salah satu anyaman kemasan saset yang dirangkai hingga membentuk sebuah produk daur ulang oleh Bank Sampah Induk (BSI) Gesit, Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien mengungkap banyaknya bank sampah yang berhenti beroperasi. Penyebabnya karena tidak terkoneksi dengan pabrik daur ulang sampah.

"Tanpa koneksi dengan pabrik daur ulang, bank sampah ya tidak dapat uang," kata Rosa dalam diskusi "Dari Kartini Untuk Ibu Pertiwi" di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Jakarta, Senin malam (22/4). "Bila sudah terkoneksi ya bisa sangat menguntungkan, contohnya salah satu bank sampah di Jakarta Barat yang telah berdiri selama 1,5 tahun bisa beromzet sekitar Rp 7 miliar," katanya.

Baca Juga

Tanggung jawab untuk membantu menghubungkan bank sampah dengan pabrik-pabrik daur ulang, menurut dia, ada di tangan pemerintah pusat hingga daerah. Rosa juga menjelaskan bahwa KLHK sedang mengidentifikasi bank-bank sampah yang masih hidup dan sudah berhenti beroperasi.

Pemerintah, menurut dia, ingin membantu bank-bank sampah yang mati supaya bisa beroperasi kembali serta menjalankan peran dalam pengelolaan sampah.

Menurut Rosa sekarang ada sekitar 7.000 bank sampah di seluruh Indonesia. "Nasabahnya dapat mencapai ratusan ribu orang," katanya.

Dengan nasabah yang sedemikian banyak, ia mengatakan, perputaran uang di bank-bank sampah tersebut sampai miliaran rupiah per tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement