REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, mendata jumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia pada saat pemilihan umum (pemilu) maupun pasca-pemilu.
Ketua KPU Jabar Rifqi Alimubarok mengatakan, hingga Senin (22/4), petugas KPPS di Jawa Barat (Jabar) yang meninggal mencapai 30 orang. Jumlah itu disebut paling tinggi di antara seluruh provinsi karena total berdasarkan data KPU pusat terdapat 54 petugas KPPS yang wafat berkaitan dengan pemilu.
"Jadi ini rekor paling banyak. Rincinya saya belum tahu, tapi bertambah dari kemarin sebelumnya 10 orang kemudian menjadi 12 orang, dan sekarang mencapai 30," ujar Rifqi kepada wartawan, Senin (22/4).
Menurut Rifqi, kegiatan pemilu saat ini memang sangat menguras waktu dan tenaga para petugas KPPS. Sebab, pemilihan dimulai sejak pagi hari dan penghitungan suara seluruhnya bisa mencapai dini hari.
"Bahkan ada penghitungan yang bisa dilakukan keesokan hari," katanya.
Hal itu, kata dia, jelas berdampak pada rasa lelah para petugas KPPS karena mereka sudah tentu tidak bisa istirahat banyak waktu. Di sisi lain, para petugas juga mayoritas adalah mereka yang sudah berumur, sehingga rasa lelah lebih mudah dirasakan.
"Semua ini memang faktor kelelahan tadi," kata Rifqi.
Jumlah petugas KPPS di Jabar juga, kata dia, paling banyak karena jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Jabar paling banyak mencapai 138 ribu, dengan jumlah pemilih terdaftar yang mencapai 33,2 juta. Artinya dengan petugas KPPS tujuh orang setiap TPS, sedikitnya terdapat 950 ribu petugas di Jabar.
Dengan banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia di berbagai daerah, kata Rifqi, saat ini KPU pusat berencana untuk menyiapkan anggaran khusus sebagai bentuk santunan kepada keluarga yang ditinggalkan. Selain itu, KPU juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar agar ada santunan juga dari pihak pemerintah daerah.
"Karena memang dari awal tidak ada anggaran proteksi, maka akan ada kebijakan baru mengingat banyak sekali yang meninggal dunia. Ini sejarah tragedi kita dalam pemilu," kata Rifki.
Untuk meminimalisasi kejadian serupa, kata dia, kepada para petugas yang tengah mendata hasil pemilihan di tingkat kecamatan, KPU Jabar mengimbau agar para petugas bisa menjaga kesehatan pada saat mendata suara. Sebab, waktu kerja dari petugas tingkat kecamatan tidak akan berbeda dengan petugas KPPS.
Selain menjaga kesehatan secara pribadi, kata dia, KPU Jabar pun meminta agar KPU Kabupaten/kota bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menyiapkan petugas kesehatan di tempat pendataan baik tingkat kecamatan maupun KPU kabupaten/kota.
"Jadi petugas bisa dicek sama petugas kesehatan sebelum melakukan pendataan atau pada saat istirahat gitu. Kalau pas kerja merasa lelah juga bisa di cek heula (dulu)," kata Rifki.