REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) merespons soal desakan pertemuan calon presiden (capres) pejawat nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Hidayat menganggap pertemuan keduanya dinilai belum memiliki urgensi.
"Yang urgen saat ini adalah bagaimana semua pihak menahan diri, bagaimana seluruh pihak memaksimalkan imbauan kepada seluruh warganya untuk betul-betul semuanya taat asas yaitu menunggu hasil akhir daripada real count yang dilakukan KPU," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/4).
Menurutnya, jika kedua pihak mau sama-sama mau menahan diri, ia berkeyakinan dengan sendirinya kondisi di akar rumput akan lebih reda. Ia menganggap, suasana politik yang panas disebabkan oleh pihak-pihak yang seolah-olah mencari solusi namun dibalik itu ada provokasi.
"Nggak perlu juga seolah mencari solusi bahkan menghadirkan masalah baru, biarlah semua pihak yang dipentingkan adalah jangan melakukan manipulasi, jangan memprovokasi, jangan melakukan tindakan-tindakan yang seolah-olah pemilu sudah selesai dengan quick count," jelas politikus PKS itu.
Sebelumnya, sempat ada kabar tersiar akan ada pertemuan antara Luhut Binsar Pandjaitan dengan Prabowo Subianto. Namun Badan Pemenangan Nasional (BPN) belum memberikan sinyal positif terkait pertemuan tersebut. Juru bicara BPN Andre Rosiade bahkan menyebut, kalaupun ada pertemuan maka Prabowo akan bertemu Capres 02 Joko Widodo, bukan Luhut.
"Kalau mungkin suatu saat BPN bisa saja bertemu dengan Pak Luhut tapi mungkin bukan Pak Prabowo. Kalau Pak Prabowo mau ketemu, tentu sama Pak Jokowi bukan pak Luhut," kata Andre di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Ahad (21/4).