REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, belum menerima laporan dugaan tak netralnya Kabiro Humas dan Protokol Setda Jabar Hermansyah yang memperkenalkan istrinya yang seorang Caleg pada bawahannya. Menurut Ketua Bawaslu Jabar Abdullah, hingga saat ini Bawaslu belum menerima laporan tersebut.
Namun, Bawaslu Jabar bisa jemput bola terkait kasus tersebut. "Yang dugaan Humas Pemprov Jabar, belum masuk tapi kalau ada informasi masuk kami bisa jemput bola. Kalau ada informasi masuk, kami siap jemput bola," ujar Abdullah, kepada wartawan, Jumat (19/4).
Abdullah mengatakan, memperkenalkan caleg ke ASN, itu melanggar ketentuan di UU 7/2017. Karena, setiap pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dilarang melakukan tindakan dan sikap yang dapat menguntungkan calon.
"ASN sikap dan tindakannya dilarang mengajak, mempengaruhi apalagi di masa tenang tak boleh. Hal semacam itu akan kita proses," katanya.
Menurut Abdullah, kalau pun tak masuk aturan Pemilu, nanti ia akan meneruskan dengan komisi ASN karena yang mengatur Undang-undang aparatur sipil negara. "Beberapa kasus sudah kita lakukan. Di Jabar ada 16 atau 19 kasus ASN yang kita proses," katanya.
Sebelumnya, Kabiro Humas dan Protokol Setda Jabar Hermansyah, membantah dugaan dirinya tidak netral dan mengkampanyekan istrinya pada staf.
Hermansyah mengatakan, ia memperkenalkan istri yang juga caleg Perindo pada seluruh staf Humas dan Protokol masih terkait kedinasan. Karena, baginya penting memperkenalkan istri mengingat sebagai pejabat baru di Setda Jabar.
"Sebenarnya itu tidak benar, saya memang orang baru, jadi sangat wajar jika saya mau mengenalkan istri saya pada saat itu," ujar Hermansyah kepada wartawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (18/4) petang.
Hermansyah menjamin, dirinya netral dan tidak melakukan pengarahan apapun terkait pencalonan istrinya. " Saya rasa tidak perlu dipersoalkan netralitas itu, saya sangat menjaga netralitas itu, saya jamin bahwa ASN di Gesat ini terutama di Biro Humas itu sangat netral," paparnya.
Menurut Hermansyah, dirinya tidak pernah memerintahkan staf untuk memilih ataupun memberikan instruksi politik. Tapi, ia merasa perlu memperkenalkan istrinya agar dikenal baik selama mendampingi urusan kedinasan.
"Jadi itu biasa saja silaturahmi saya kenalkan istri saya sebagai kepala biro karena kan suka banyak kegiatan yang menyangkut kegiatan ibu-ibu. Mungkin ketika istri saya ada di sini, ini siapa sih yang bolak balik tanpa ada yang tahu. Jadi ini hanya mengenalkan," paparnya.