Kamis 18 Apr 2019 18:35 WIB

Peserta KB Diimbau Gunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dapat menghindari risiko gagal KB.

Seorang ibu memperlihatkan kartu peserta Keluarga Berencana (KB). Pelayanan pemasangan alat kontrasepsi jenis implan gratis merupakan program pemerintah menekan angka kelahiran.
Foto: Antara
Seorang ibu memperlihatkan kartu peserta Keluarga Berencana (KB). Pelayanan pemasangan alat kontrasepsi jenis implan gratis merupakan program pemerintah menekan angka kelahiran.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, meminta peserta program keluarga berencana di daerah itu menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Penggunaannya dapat menghindari risiko kegagalan program KB.

"Kami meminta peserta KB menggunakan MKJP, seperti implan, IUD, MOP, dan MOW agar risiko kegagalan bisa diminimalisir," ujar Sekretaris Dinas P3A-PPKB Rejang Lebong, Heri Wartono di Rejang Lebong, Kamis.

MKJP digunakan dengan lama pemakaian hingga tiga tahun. Dengan begitu, penggunanya tidak was-was program KB yang diikutinya akan gagal.

Jumlah peserta KB aktif di 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong hingga akhir 2018 lalu mencapai 37.793 akseptor. Angka itu mencakup 82,77 persen dari jumlah pasangan usia subur sebanyak 51.352 jiwa.

Peserta KB aktif di Rejang Lebong terbanyak memakai KB suntik (21.404 akseptor). Pengguna implan sebanyak 10.576 akseptor dan penggunaan pil KB sebanyak 6.036 akseptor.

Sementara itu, peserta KB yang memilih alat kontrasepsi jenis kondom ada 1.432 akseptor, IUD sebanyak 1.271 akseptor, dan pengguna medis operasi wanita (MOW) sebanyak 527 akseptor. Lantas, peserta KB dengan medis operasi pria (MOP) ada 108 akseptor.

Jumlah peserta KB, menurut Heri, telah menempatkan Rejang Lebong di posisi ke lima di Provinsi Bengkulu. Rejang Lebong telah berhasil menekan angka kelahiran di bawah target nasional 34 persen menjadi 32 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement