REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum (pemilu) merupakan hak yang penting. Apabila tidak, suara tersebut akan hangus dan justru akan merugikan masyarakat maupun negara mengingat biayanya yang tidak murah.
"Kalau malah tidak dilaksanakan, itu namanya membuat usaha besar tersebut menjadi tidak terpenuhi," katanya ketika ditemui di TPS 20 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4).
Darmin menambahkan, pemilu lebih dari sekadar sebuah acara lima tahunan. Pemilu merupakan momentum untuk memilih para pemimpin, baik itu presiden dan wakil presiden maupun di tingkat legislatif seperti DPD, DPR dan DPRD. Mereka semua merupakan perwakilan masyarakat dalam menyusun kebijakan dan pengambil keputusan di Indonesia.
Menurut Darmin, pemilu merupakan salah satu bukti sekaligus kewajiban Indonesia negara demokrasi. Apabila tidak dilaksanakan, maka berarti mekanisme negara tidak berjalan secara efektif.
Darmin belum dapat memprediksi hasil akhir pemilu nanti. Tapi, terpenting, apabila masing-masing masyarakat sudah memilih dengan baik maka hasilnya diharapkan dapat baik untuk kepentingan negara.
"Metode yang benar belum tentu menghasilkan hasil yang benar, tapi setidaknya sudah jadi satu langkah menuju benar," kata lelaki berusia 71 tahun itu.
Darmin datang ke TPS bersama sang istri, Salsia Ulfa Sahabi Manopo. Keduanya terdaftar di TPS 20 Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan yang memiliki 280 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Sementara Darmin terdaftar dengan nomor DPT No 15, istrinya terdaftar nomor DPT 14.