Rabu 17 Apr 2019 11:28 WIB

Kaum Milenial dan Emak-Emak Bingung Nyoblos Pileg

Saya bingung partai dan caleg gimana nyoblosnya.

Rep: Mursalin Yaslan/ Red: Budi Raharjo
Panitia Pemungutan Suara di TPS 005 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, berpakaian ala super hero di Avenger untuk menarik minat masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019, Rabu (17/4).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Panitia Pemungutan Suara di TPS 005 Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, Surabaya, berpakaian ala super hero di Avenger untuk menarik minat masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2019, Rabu (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kaum milenial anak sekolahan dan kuliahan serta emak-emak masih banyak yang bingung mencoblos untuk Pemilihan Calon Anggota Legislatif (Pileg). Lima kertas suara yang diberikan KPPS di TPS terpaksa dicoblos duluan kertas suara Pemilihan Presiden (Pilpres).

“Saya yang bingung partai dan caleg gimana nyoblosnya, abis banyak sih nama dan partainya. Ya, terpaksa saya utamakan coblos dulu yang mudah kertas suara pilpres,” kata Fia, salah seorang mahasiswa tahun pertama di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Bandar Lampung sebelum mencoblos di TPS 08 Beringin Jaya, Kemiling, Rabu (17/4).

Perempuan berusia 20 tahun ini baru pertama mencoblos pada Pemilu 2019. Pada pemilu dan pilkada sebelumnya ia tidak mencoblos alias golput. Menurut dia, pemilu tahun ini harus mencoblos karena terdapat pemilihan presiden. Ia lebih mengutamakan untuk memilih calon presiden daripada caleg dan partai, karena presiden seorang pemimpin negara dan pemerintahan.

“Saya lebih condong untuk memilih calon presiden dibandingkan dengan caleg. Karena caleg dan partai saya tidak tahu sama sekali orang dan partainya,” tuturnya.

Dhira (17), pemilih milenial yang bersekolah di SMA IT Bandar Lampung, juga merasakan kebingungan mengikuti Pemilu 2019. Menurut dia, ada lima kertas suara yang akan dicoblos semakin pusing membaca dan mencarinya. Lagi-lagi ia mengutamakan mencoblos calon presiden pilihannya.

“Saya ambil dulu kertas suara untuk mencoblos calon presiden. Empat kerta suara lainnya saya lihat-lihat saja partainya yang sreg baru saya coblos,” kata siswi kelas XI tersebut. Ia juga baru pemilu 2019 mencoblos, pemilu dan pilkada sebelumnya tidak mencoblos meski mendapat surat undangan memilih.

Kebingungan juga dirasakan kalangan emak-emak. Mereka berulangkali menanyakan cara mencoblos untuk caleg dan partai. Selain kekurangan penglihatan dan terlalu banyak yang dibaca di kertas surat suara pileg, kaum emak-emak tersebut juga mementingkan mencoblos calon presiden.

“Lebih mudah nyoblos calon presiden kan ada dua pilih salah satunya dan langsung coblos. Kalau caleg dan partai pusing saya, pilih yang mana semua tidak kenal dan tidak tahu orang dan partainya,” ujar Lina (52), ibu rumah tangga di Tanjungkarang Barat.

Menurut dia, pileg dan pilpres seharusnya dipisah karena kebanyakan surat suara membuat pemilih terutama para ibu-ibu dan orang lanjut usia semakin bingung dan pusing. “Jangankan mau baca, mau jalan saja susah, apalagi surat suaranya besar dan banyak tulisannya. Sebaiknya dipisah saja jangan digabung,” ujar ibu dua anak tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement