Rabu 17 Apr 2019 01:42 WIB

Petani Karawang Merugi Akibat Harga Gabah Anjlok

Harga yang ditawarkan lebih rendah dari harga pembelian pemerintah.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andi Nur Aminah
Gabah petani
Foto: Humas Kementan
Gabah petani

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah petani asal Kabupaten Karawang, mengeluhkan soal harga gabah yang anjlok dalam sepekan terakhir. Saat ini. Harga gabah termurah mencapai Rp 360 ribu per kwintal. Sedangkan, yang termahal mencapai Rp 430 ribu per kwintal. Harga tersebut, dinilai lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP). Akibatnya, petani mengalami kerugian yang cukup besar.

Wakil Ketua KTNA Kabupaten Karawang, Ijam Sudjana, mengatakan, panen pada musim rendeng ini, membuat harga gabah petani anjlok. Padahal, dilihat dari kualitasnya, gabah ini sangat bagus dibanding musim rendeng tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, tetap saja harga gabah tidak sesuai dengan harapan petani. "Bagaimana ini, harga gabah dimana-mana anjlok. Kami jelas mengalami kerugian," ujar Ijam, kepada Republika.co.id, Selasa (16/4).

Baca Juga

Kerugian ini, lanjutnya, karena biaya produksi pertanian cukup besar. Untuk satu hektare sawah, minimalnya dibutuhkan biaya Rp 7 juta. Salah satunya, petani harus mengeluarkan biaya dari mulai pra tanam, tanam dan panen. Seperti, membayar upah buruh tani.

Meskipun pupuk dan benih padi telah disubsidi pemerintah juga, lanjut Ijam, tetap saja biaya yang dikeluarkan petani cukup besar. Terutama, dari sisi obat-obatan dan biaya upah untuk buruh tani. Karena sudah jarang yang mau turun ke sawah, biaya buruh tani menjadi mahal. "Untuk menyiangi rumput saja, minimalnya Rp 100 ribu per buruh tani," ujar Ijam.

Karena itu, saat panen ternyata harga gabahnya justru mengalami terjun bebas. Seharusnya, saat seperti ini pemerintah melalui Bulog, hadir ditengah-tengah petani. Supaya, kehadiran pemerintah ini bisa dirasakan langsung oleh petani. "Namun, seperti biasa petani hanya berhadapan dengan para tengkulak," ujarnya.

Petani lainnya, Wahyudin (42 tahun) warga Kecamatan Rengasdengklo, mengaku, sangat bersedih dengan musim panen saat ini. Terutama, soal harga ga\ bah yang terus merosot. Padahal, pada musim panen kemarau 2018, harga gabah terendah mencapai Rp 500 ribu per kuintal. Sedangkan, gabah keringnya lebih dari Rp 620 ribu per kuintal.

"Sekarang, harganya di bawah Rp 400 ribu per kuintal. Padahal, pada Maret lalu, Pak Mentan Amran pernah bilang, jangan sampai harga gabah di Karawang, di bawah Rp 4.000 per kilogram. Kenyataannya, memang pahit," ujarnya

Bahkan, sambung dia, harga di masing-masing kecamatan berbeda-beda. Berdasarkan informasi sesama petani, ada gabah yang harganya sampai Rp 300 ribu per kuintal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement