Selasa 16 Apr 2019 20:07 WIB

MCK Komunal di Kampung Bojong Asih Diubah Jadi TPS

MCK Komunal jadi TPS karena kondisi pemukiman yang terendam banjir.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Babinsa Dayeuhkolot, Serka Emil tengah meninjau tempat pemungutan suara (TPS) 12 yang berada di Mandi Cuci Kakus (MCK) komunal milik warga di RT 05 RW 14, Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (16/4).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Babinsa Dayeuhkolot, Serka Emil tengah meninjau tempat pemungutan suara (TPS) 12 yang berada di Mandi Cuci Kakus (MCK) komunal milik warga di RT 05 RW 14, Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) komunal yang berada di RT 05 RW 04, Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung diubah menjadi tempat pemungutan suara (TPS). Hal ini terpaksa dilakukan karena kondisi pemukiman yang terendam banjir.

Berdasarkan pantauan, sejak di Kantor Desa Dayeuhkolot, ketinggian banjir bervariasi dari 10 cm hingga 2 meter. Para pemilih yang hendak mencoblos akan dijemput menggunakan perahu yang disiapkan oleh pemerintah daerah, polisi dan TNI.

MCK Komunal tersebut memang memiliki halaman yang relatif luas. Halaman tersebut yang ditutupi terpal dan beberapa bagian ditata untuk tempat duduk pemilih menunggu giliran, saksi, anggota dan ketua KPPS, kotak suara dan tempat menyimpan tinta.

Sementara itu, ruang yang biasa digunakan oleh warga sebagai tempat mencuci akan dipakai untuk bilik suara dan warga mencoblos di sana. Sementara dua kakus yang ada ditutup dan tidak digunakan terlebih dahulu.

photo
Babinsa Dayeuhkolot, Serka Emil tengah meninjau tempat pemungutan suara (TPS) 12 yang berada di Mandi Cuci Kakus (MCK) komunal milik warga di RT 05 RW 14, Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (16/4).

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan suara (KPPS) TPS 12, Aceng Sunandi mengaku tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan MCK komunal untuk tempat mencoblos. Sebab, tempat lainnya di pemukiman warga yang hendak dijadikan lokasi mencoblos sudah terendam banjir.

"Kita sudah jauh hari mempersiapkan di tempat lain. Tapi karena banjir dan sudah satu bulan belum surut jadi tidak ada pilihan lain pakai MCK yang relatif aman," ujarnya, Selasa (16/4).

Dengan luas bangunan mencapai 50 meter persegi, menurutnya, MCK tergolong bisa dipakai untuk tempat pencoblosan meski tidak representatif. Katanya total pemilih tetap di TPS 12 mencapai 126 orang. Ia pun berharap meski kondisinya serba terbatas namun diharapkan partisipasi pemilih bisa 100 persen mencoblos.

Babinsa Dayeuhkolot, Serka Emil mengungkapkan pihaknya bersama aparat desa menyarankan agar TPS 12 dipindahkan dari MCK ke lokasi yang lebih representatif di tanggul yang memiliki luas lebih besar. Namun, menurutnya para warga enggan membuat TPS di sana sebab terlalu jauh dari pemukiman warga di RT 05.

"Iya sempat disarankan tapi katanya warga pengen disana (MCK) soalnya kalau ditempat lain kejauhan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement