Ahad 14 Apr 2019 10:46 WIB

Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas Guguran

Awan panas guguran Merapi meluncur Ahad dini hari dengan jarak luncur 1.000 meter.

Gunung Merapi. Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Gunung Merapi. Aktivitas Gunung Merapi terlihat dari kawasan Deles Indah, Sidorejo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) kembali meluncurkan awan panas guguran pada Ahad (14/4) dini hari. Hal ini disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran persnya mengatakan awan panas guguran terjadi pada pukul 01.42 WIB dan mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 1.000 meter.

Baca Juga

Sementara itu, berdasarkan periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, gunung teraktif di Indonesia itu mengalami satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 55 mm selama 107 detik, dan tiga gempa guguran dengan amplitudo 5-25 mm selama 52-87 detik.

Hasil pengamatan visual menunjukkan dari kawah gunung itu keluar asap tebal berwarna putih dengan tinggi 20 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah hingga sedang ke arah timur laut dan barat laut. Suhu udaranya 17-21 derajat Celsius, dengan kelembaban udara 63-88 persen, dan tekanan udara 654-709 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. BPPTKG sementara waktu juga tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan menyarankan warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol waspada karena jarak guguran awan panas semakin jauh.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement