REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Gubernur Banten Wahidin Halim mengungkapkan, ke depan kawasan Banten Lama yang saat ini masih berjalan tahapan revitalisasinya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, akan dilengkapi dengan homestay atau rumah singgah. Fasilitas istirahat bagi para peziarah tersebut rencananya akan menggunakan rumah milik warga sekitar dengan sistem kerja sama bagi hasil.
Wahidin menyatakan keinginannya untuk menjadikan Banten Lama senyaman mungkin sebagai tujuan peziarah maupun wisatawan. Oleh karenanya, selain melakukan revitalisasi, Pemprov juga akan mengoptimalkan fasilitas pendukung lainnya, salah satunya adalah pembuatan rumah singgah.
“Nanti kita kerjasamakan itu, ada usaha di bidang homestay yang gabung sama Ibis (salah satu jaringan hotel),” ucap Wahidin, Sabtu (14/4).
Menurutnya, pembangunan rumah singgah dimaksudkan untuk membangkitkan ekonomi warga sekitar Banten Lama. Inisiasi itu dilontarkan setelah melihat adanya peluang dengan melihat jumlah peziarah yang berdatangan dari luar Banten dengan jumlah yang sangat banyak. Sehingga, membutuhkan tempat istirahat setelah lelah menempuh perjalanan jauh.
Dengan melihat peluang tersebut, Pemprov akan menggandeng warga sekitar Banten Lama karena homestay nantinya akan menggunakan rumah atau kamar milik warga dengan menerapkan sistem bagi hasil.
“Iya dia (Ibis) bangun kerja sama dengan masyarakat. Jadi biar saja masyarakat dengan kondisi begitu, tapi mungkin ruangannya kita perbaiki, kita kan punya program Rutilahu (rumah tidak layak huni). Kalau orang berdua kan satu orang (penyewa bisa bayar) Rp 100 ribu, dua orang Rp 200 ribu. Paling tidak bisa secara ekonomi meningkat,” ucap Wahidin.
Rencana tersebut, kata Gubernur, sudah dalam tahapan pengerjaan di tahun ini dimulai dengan melakukan pendataan. Selain itu, saat ini Pemprov juga sedang berupaya membenahi sanitasi di kawasan Banten Lama dengan membangun terminal air.
“Sekarang kita data dulu, sertifikasinya, tanahnya apakah sudah bersertifkasi. Nanti kalau sudah jadi (revitalisasi rampung), kawasan harus ada PDAM (perusahaan daerah air minum) di situ.
Akan ada terminal air yang bisa kita simpan airnya di sana,” terangnya.
Tidak berhenti sampai disitu, utuk menambah daya pikat agar masyarakat luar Banten datang ke sana, Pemprov juga telah merancang pembangunan sejumlah fasilitas lainnya. Seperti dibangunnya pusat kajian kitab Syekh Nawawi, rumah tahfidz, hingga debus.
“Kita tidak hanya ingin membangun lingkungan masjid saja, tapi kita juga membangun budaya, membangun ekonomi, membangun sosialnya. Makanya di beberapa titik nanti ada pusat kajian kitab, kitab Syekh Nawawi, ada rumah tahfidz sampai ada rumah debus,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo mengatakan, pembenahan juga akan menyentuh pada pengaturan parkir kendaraan bagi peziarah. Pihaknya akan mengatur sistem perparkiran agar memudahkan peziarah mengakses kawasan.
“Senin depan kita akan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait soal parkir,” ucapnya.