REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jelang pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada Rabu (17/4), Kepolisian Republik Indonesia meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga keamanan selama pemilu. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan Polri menerjunkan 272.881 personil di seluruh Indonesia untuk mengamankan jalannya pemilu.
Dalam pelaksanaannya, Polri dibantu oleh 68 ribu personil TNI yang diterjunkan di TPS hingga ke wilayah perbatasan Indonesia. Dedi menjelaskan penjagaan oleh petugas pun bersifat situasional.
Ia mengatakan saat ini keamanan Indonesia berada di status 1. Namun, belum ada indikasi gangguan saat pemilu. "Belum ada indikasi gangguan masuk, tapi kami tetap lakukan segala upaya preemptive dan preventif," kata Dedi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Dedi menegaskan dalam pemilu kali ini yang perlu diwaspadai adalah potensi konflik sosial. Selain itu, ancaman terorisme juga menjadi perhatian kepolisian. "Bukan hanya saat pemilu, tapi juga saat masa tenang pemilu nanti ini," kata Dedi.
Untuk saat ini, Polri telah memberangkatkan jajaran personil mereka ke wilayah Indonesia Timur. "Apel konsolidasi terakhir juga sudah kami lakukan hari ini. Personil pun kami berangkatkan untuk penebalan pasukan," kata Dedi. Ia menegaskan Polri menjamin keamanan masyarakat selama masa Pemilu.