Kamis 11 Apr 2019 23:51 WIB

Pariwisata Sumbar Harus Ditunjang Transportasi Memadai

Menurut Irwan, pemerintah harus serius membangun akses transportasi darat dan udara.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di acara seminar OJK dengan tema Pembiayaan sektor riil dan infrastruktur Melalui RDPT, Dinfra dan Oblgasi Daerah' di Hotel Grand Inna Padang, Kamis (21/3).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di acara seminar OJK dengan tema Pembiayaan sektor riil dan infrastruktur Melalui RDPT, Dinfra dan Oblgasi Daerah' di Hotel Grand Inna Padang, Kamis (21/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan pengembangan sektor pariwisata akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Sumbar. Untuk itu, Irwan mengatakan, perlu dukungan untuk membenahi transportasi yang lebih memadai.

Menurut Irwan, pemerintah harus serius membangun akses transportasi darat dan transportasi udara supaya Sumbar menjadi gate way destinasi wisata unggulan. "Dunia kepariwisataan tentunya tidak dapat berkembang dan maju jika tidak dibarengi dengan transportasi yang memadai," kata Irwan saat membuka Diskusi Strategi Penguatan Sektor Pariwisata Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sumbar, di Aula Kantor Bank Indonesia Sumatera Barat, Kamis (11/4). 

Baca Juga

Gubernur mengatakan, pengembangan sektor pariwisata untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sumbar dibutuhkan sejumlah upaya. Yaitu, penguatan promosi, peningkatan aksesibilitas, dan didukung oleh keragaman atraksi guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar.

Penguatan promosi bertujuan agar calon wisatawan baik domestik maupun mancanegara akan dapat mengetahui dengan pasti dan lebih akurat tentang tujuan atau tempat yang dapat dia kunjungi di Sumbar. Irwan menambahkan sekarang ini masih banyak lokasi wisata yang tidak berkembang lantaran tidak didukung oleh infrastruktur transportasi yang memadai.

"Apalagi saat ini, transportasi udara masih jadi menjadi kendala di sektor pariwisata, dengan kenaikan harga tiket dan bagasi berbayar berdampak pada penurunan jumlah pariwisata yang berkunjung ke Sumbar," ujar Irwan.

Irwan mencontohkan salah satu objek wisata di Raja Ampat Papua. Meskipun lokasi wisata di sana dikenal memiliki keindahan laut yang sangat eksotik, tetapi infrastruktur transportasinya jelek membuat kunjungan wisata ke sana masih terbatas. Pengunjung Raja Ampat masih lebih banyak wisatawan asing, sementara wisatawan lokal justru jarang karena terlalu mahal. 

Gubernur menjelaskan keragaman atraksi juga memiliki peranan penting dalam peningkatan pariwisata, seperti adat budaya minangkabau, 'Oyak Tabuik' di Pariaman.

Gubernur juga menambahkan, peningkatan perekonomian di sektor pariwisata berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Wahyu Purnama menyampaikan BI menilai sektor pariwisata dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang baru bagi pendapatan daerah di Sumatra Barat. Ia mengatakan, sektor pariwisata di Sumbar mulai menggeliat dengan bukti jumlah hunian hotel terus bertambah.

Hanya saja sejak 2018 sempat mengalami penurunan, karena tingginya harga tiket angkutan udara. "Perkembangan sektor pariwisata kita sudah cukup baik ditandai dengan banyak kegiatan yang diselenggarakan, kondisi jalan yang bagus hingga ketersediaan sarana penunjang seperti hotel, restoran dan pusat oleh-oleh," ujar Wahyu.

Wahyu menyebut wisatawan mancanegara sudah familiar dengan rendang sebagai makanan terenak di dunia. Menurut Wahyu, adanya keunikan rasa dari rendang dan aneka kuliner lainnya akan mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah dan mikro seperti kuliner dan lainnya. 

Sekarang kata Wahyu bagaimana dari pihak pemerintah dan masyarakat mengelola semua potensi ini menjadi sebuah kekuatan baru agar menjadi objek wisata yang dikenal tidak hanya skala nasional namun juga internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement