Kamis 11 Apr 2019 15:39 WIB

TKN: Jokowi akan Jelaskan Utang Luar Negeri di Debat Kelima

Strategi ekonomi Jokowi dinilai akan lebih baik ke depan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Johnny G. Plate  di Posko TKN, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/2).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Johnny G. Plate di Posko TKN, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) mengatakan, calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) bakal mengklarifikasi isu utang luar negeri dalam debat kelima. Jokowi juga akan menjelaskan prestasi ekonomi pemerintah.

"Menyimak narasi referendum ekonomi dari paslon 02, kami menilai ada berbagai faktor yang dilihat tidak secara komprehensif dan tidak memperhatikan faktor perekonomian dunia," kata Wakil Ketua TKN Johnny G Plate dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/4).

Baca Juga

Capres Sandiaga Uno sebelumnya akan mengangkat topik referendum ekonomi dalam debat kelima Pilpres 2019. Dia menilai, topik tersebut sangat penting karena akan membantu masyarakat yang belum menentukan pilihan secara mantap.

Plate menilai cara Prabowo-Sandi dalam sektor ekonomi sebagai solusi ekonomi tidak melihat berbagai faktor secara komprehensif. Sekretaris Jendral Nasional Demokrat (Nasdem) itu melanjutkan, cara mereka juga tidak memperhatikan faktor perekonomian dunia.

"Mereka kan adalah pengusaha yang tahu bagaimana mengelola utang jika dikelola dengan prudent dan sektor produktif maka semua itu tidak akan menjadi masalah, kecuali ketika utang tersebut dipolitisir dengan hoaks dan fitnah," katanya.

Plate mengatakan, efek perang dagang dan instabilitas keuangan Uni Eropa merupakan faktor eksternal yang menekan perekonomian Indonesia. "Oleh karena itu, dengan membaiknya proses perundingan perang dagang AS-Cina, kami yakin dengan strategi Ekonomi Pemerintahan Jokowi akan lebih baik ketika terpilih dalam periode selanjutnya di Pilpres 2019," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement