REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke tempat pelelangan ikan (TPI) Palangpang, Ciemas, Kabupaten Sukabumi Rabu (10/4). Dalam kesempatan itu Menko Kemaritiman meluncurkan program satu juta nelayan berdaulat dengan teknologi 4.0 yakni aplikasi fishnet.
Selain Menko Kemaritiman hadir juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil dan Bupati Sukabumi Marwan Hamami. Dalam kesempatan itu diberikan sertifikat tanah nelayan dan perbaikan rumah tidak layak huni sejumlah nelayan.
''Dengan program ini nelayan lebih mandiri tidak perlu melalui tengkulak karena bisa langsung bisa mendapatkan pendapatan,'' ujar Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kepada wartawan dalam peluncuran satu juta nelayan berdaulat di Ciemas, Kabupaten Sukabumi Rabu. Di mana dalam penerapannya melalui aplikasi fishnet yang mempertemukan antara nelayan langsung dengan pembeli.
Sehingga kata Luhut, nelayan mengetahui harga ikan sebenarnya. Akibatnya keuntungan nelayan akan lebih besar karena tidak melalui tengkulak dan ini akan merubah kehidupan nelayan ke arah yang lebih baik.
Dalam program ini nelayan juga akan difasilitasi dalam kredit usaha rakyat (KUR). Di mana bunga yang dibebankan rendah. Luhut menerangkan, program satu juta nelayan berdaulat baru diluncurkan di Sukabumi. Selanjutnya program ini akan dilanjutkan ke daerah lainnya seperti Ambon.
'' Sukabumi jadi pilot project program ini,'' imbuh Luhut. Targetnya dengan program ini 37 persen nelayan akan dientaskan dari masalah kemiskinan karena akan menjadi makmur.
Para nelayan ungkap Luhut akan menjalani training atau pelatihan selama dua pekan. Pelatihan ini dapat diikuti dengan benar karena menyangkut masa depan nelayan.
Di sisi lain Luhut juga menjanjikan bantuan cool storage untuk membantu nelayan menyimpan hasil tangkapan ikan. Hal ini menjawab aspirasi nelayan dalam temu wicara dengan nelayan Ciwaru Sukabumi.
Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Dedy miharja menambahkan, launching 1 juta nelayan berdaulat ini merupakan yang pertama kali. ''Kerja sama dengan himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI),'' imbuh dia.
Program ini ungkap Dedy ditargetkan bisa terwujud pada 2020 hingga 2024. Di mana dalam rentang waktu itu sebanyak 1 juta nelayan sukses dan maju sehingga pengentasan kemiskinan dapat terwujud.
Dedy menerangkan, program ini akan terus dikembangkan. Di mana nelayan akan mengikuti pelatihan selama dua di mulai di Sukabumi. Berikutnya di Ternate, Kalimantan Utara dan Aceh.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, program dari Kemenko Kemaritiman ini dapat membantu para nelayan di Sukabumi. Sehingga nelayan dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
Sehingga kata Marwan, pemkab akan mendukung program ini dan mendorong nelayan mengikutinya. Harapannya nelayan bisa lebih sejahtera.