Rabu 10 Apr 2019 15:01 WIB

Jokowi: Obama dan Trump tak Masalahkan Akuisisi Freeport

Jokowi menegaskan, akuisisi Freeport bukti dirinya bukan antek asing.

Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Tol Pasuruan-Probolinggo, Rabu (10/4)
Foto: Rizkyan Adiyudha
Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Tol Pasuruan-Probolinggo, Rabu (10/4)

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Barack Obama maupun Donald Trump sebagai Presiden AS yang pernah ditemuinya tidak pernah sekalipun menyinggung soal Freeport. Hal itu disampaikan Jokowi dalam kampanye terbuka dan Orasi Politik Calon Presiden RI Nomor Urut 01 Joko Widodo di GOR Mastrip, Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (10/4).

"Saya ketemu Obama saat proses pengambilalihan, enggak ngomong sama saya juga. Ketemu Presiden sekarang Trump, enggak nyinggung-nyinggung juga. (Freeport) itu urusan bisnis, enggak ada yang masalahkan itu," kata Jokowi.

Baca Juga

Jokowi mengaku saat akan mengambil alih kepemilikan saham Freeport menjadi mayoritas banyak yang berpesan kepadanya agar berhati-hati. Bahkan kata dia, ada yang mengancam Papua bisa pecah jika Freeport diambil alih.

"Saya tugasi tiga menteri, mereka bertanya ke saya diteruskan apa enggak ini? Saya jawab teruskan," kata Jokowi.

Faktanya, perjuangan itu pun membuahkan hasil ketika akhir 2018, Freeport berhasil diambil alih 51 persen sahamnya atas nama Indonesia. Jokowi pun melihat perlu keberanian besar untuk mengambil langkah tersebut.

"Saya ditakut-takuti waktu mau ambil Freeport. Pak Presiden hati-hati kalau mau ambil Freeport. Hati-hati seperti apa? Hati-hati kalau bapak berani ambil Freeport, Papua akan goncang. Saya ke Papua, kok biasa-biasa saja. Enggak masalah," katanya.

Oleh karena itu, ia justru menyesalkan ketika ada pihak-pihak yang menuduhnya sebagai antek asing. Sementara banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dianggapnya sama sekali bertentangan dengan tuduhan sebagai antek asing.

"Saya pikir ini antek asing yang mana. Saya diam. Coba libat 2015 yang namanya Blok Mahakam, blok minyak terbesar sudah 50 tahun dikuasai Jepang-Prancis. Sejak 2015 sudah diserahkan 100 persen ke Pertamina. Itu dituding antek asing," katanya.

Pada 2018, juga kata dia, Blok Rokan sebagai blok migas terbesar di Indonesia yang dikelola oleh AS selama 90 tahun sejak pertengahan 2018 sudah dimenangkan Pertamina 100 persen. Jokowi kemudian berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh pada isu dan kabar bohong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement