Rabu 10 Apr 2019 06:22 WIB

Jokowi Dinilai Jalankan Falsafah Sam Ratulangi

Meski bukan keturunan Minahasa, Jokowi seperti menjalankan falsafah Sam Ratulangi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Calon Presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo
Foto: Republika/Abdan Syakura
Calon Presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Rumah Aspirasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin Michael Umbas mengatakan, calon presiden (capres) Jokowi selalu tampil penuh optimisme, menyatu dengan rakyat, menginspirasi dan visioner serta apa adanya. Menurutnya, meski bukan keturunan Minahasa, Jokowi seperti menjalankan falsafah pahlawan nasional GSJJ Sam Ratulangi.

Menurut Michael karakter kepemimpinan Jokowi terbentuk dari nafas dan jiwa arus bawah sebagaimana Jokowi sejatinya berasal. Ada falsafah terkenal dari Pahlawan Nasional asal Minahasa GSJJ Sam Ratulangi yaitu "Si Tou Timou Tumou Tou" atau manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain. Kata Michael banyak makna yang terkandung dari filosofi itu.

"Jokowi menjalankan falsafah Sam Ratulangi dengan menghadirkan program dan kebijakan yang mengangkat derajat manusia dan rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan asal-usul dan identitas," ujarnya.

Ia melanjutkan, meskipun karakter Minahasa mengalir dalam diri Prabowo tapi sesungguhnya falsafah Ratulangi yang mengusung konsep kemanusiaan yang tinggi tidak tampak dari Prabowo. Misalnya, di Minahasa tidak ada budaya pemimpin marah-marah, membentak dan merendahkan yang lain apalagi rakyatnya sendiri. Nilai-nilai kultur keminahasaan yang meskipun egaliter tapi tetap sarat akan penghargaan nilai-nilai kemanusiaan

"Tidak ada dalam sejarah Minahasa pemimpin gebrak-gebrak meja lalu membentak dan menakut-nakuti," kata Umbas yang juga putra Minahasa.

Michael menilai rakyat tentu mencermati setiap tampilan kampanye dan orasi dari Prabowo. Perkataan kasar hanya akan menjatuhkan kredibilitas pemimpin di mata rakyatnya. Jokowi juga dianggap selalu menyampaikan bahwa demokrasi semestinya diisi kegembiraan.

"Bukan justru menakuti masyarakat atau menghadirkan narasi-narasi pesimisme. Belum lama ini, Prabowo menyebut Ibu Pertiwi sedang diperkosa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement