Selasa 09 Apr 2019 00:45 WIB

Alasan BPN Lakukan Survei Internal

Dalam survei internal BPN, Prabowo-Sandi memperoleh 62 persen

Kampanye Akbar. Pendukung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo dan Sandiaga Uno mengenakan topeng Sandiaga Uno saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (7/4).
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kampanye Akbar. Pendukung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo dan Sandiaga Uno mengenakan topeng Sandiaga Uno saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi melakukan survei internal terkait elektabilitas pasangan nomor urut 02. Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono mengatakan survei internal yang dikeluarkan pihaknya untuk menyeimbangkan informasi di masyarakat terkait hasil survei berbagai lembaga yang menyebutkan pasangan nomor urut 02 itu selalu di bawah Jokowi-Ma'ruf.

"Kami merasa ada ketidak seimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi selalu dianggap di bawah," kata Sugiono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/4).

Baca Juga

Dalam survei internalnya, Prabowo-Sandi memperoleh 62 persen dan Jokowi-Ma'ruf 38 persen. Dia mengatakan BPN Prabowo-Sandi tidak ingin ada informasi yang menyesatkan di masyarakat terkait hasil survei di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Sugiono menjelaskan pihaknya tidak ingin adanya penggiringan opini atau persepsi publik oleh sejumlah lembaga survei dan jangan sampai hasil survei tersebut dianggap sebagai perbandingan yang sah dengan hasil Pemilu yang sebenarnya.

Menurut Sugiono survei internal BPN tersebut sebagai informasi pengimbang bagi masyarakat. Menjadi pembanding bahwa yang disajikan lembaga survei lalu dikutip media massa merupakan potret pilihan politik masyarakat yang sebenarnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu mengatakan survei internal BPN Prabowo-Sandi itu sebagai penyeimbang bagi masyarakat terkait hasil yang dipaparkan berbagai lembaga survei lalu dimuat di berbagai media.

Dia mengatakan, pihaknya berkepentingan untuk menyampaikan bahwa apa yang tersaji dari hasil survei berbagai lembaga bukan kondisi sebenarnya di masyarakat. "Karena apa yang tersaji di media dan berita seperti itu. Kita juga harus sampaikan bukan itu yang terjadi, yang sebenarnya ada," katanya.

Sebelumnya, Sugiono mengklaim bahwa berdasarkan survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 62 persen, sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf 38 persen. "Berdasarkan survei internal, elektabilitas Prabowo berada di angka 62 persen dan Jokowi 38 persen," kata Sugiono.

Survei tersebut dilakukan di 34 provinsi sejak Maret 2019 dengan melibatkan 1440 responden dengan metode "multistage random sampling". Sugiono tidak memaparkan secara rinci mengenai survei internalnya tersebut karena digunakan untuk mengukur kerja tim kampanye, dan tidak ada niatan untuk dipublikasikan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement