Senin 08 Apr 2019 21:55 WIB

KPK Bantah Romi Hilang dari RS Polri

KPK juga memastikan melakukan penjagaan yang ketat untuk Romi

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
M Rommahurmuziy (Romi).
Foto: Dok Republika.co.id
M Rommahurmuziy (Romi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah isu yang menyebutkan Romahurmuziy alias Romi sudah tidak lagi menghuni RS Polri atau menghilang dari rumah sakit tersebut.

Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah mengatakan sampai hari ini pihaknya masih membantarkan penahanan Rommy lantaran masih menjalani perawatan medis di RS Polri. KPK juga memastikan melakukan penjagaan yang ketat untuk mantan Ketua Umum PPP tersebut sesuai prosedur penahanan KPK.

"Sudah pasti tidak benar (Romi keluar RS). Saya kira kalau informasi-informasi yang berkembang itu tidak jelas kemudian dikonfirmasi mestinya tak perlu sampai seperti itu‎," kata Febri di Gedung KPK Jakarta, Senin (8/4).

Adapun, alasan Romi menjalani perawatan di RS Polri,  semata karena kesediaan kamar perawatan. Tidak ada alasan khusus. Apalagi KPK juga bekerjasama dengan RS Polri, RSPAD dan RSCM

"Pembantaran atau kerjasama tempatnya ya itu bisa dilaukan di RS Polri, RSPAD maupun di RSCM. Jadi ini tergantung kesediaan tempat saja," kata Febri.

Romi dibantarkan dari tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke RS Polri, karena menderita sakit pada saluran pencernaan sejak Selasa (2/4). Menurut Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Pol Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Romi menderita buang air besar dan terdapat pendarahan.

Menurut keterangan Musyafak, Romi mengeluh sakit, saat buang air besar sejak Jumat (29/4) lalu. Dari hasil pemeriksaan awal, lanjut Musyafak, Romi tak perlu dirawat inap. Romi pun kembali di bawa ke rumah tahanan KPK.

Namun, empat hari kemudian, yaitu Selasa (2/4) Romi kembali mengeluh sakit yang sama. Romi pun dibawa lagi ke RS Polri, guna pemeriksaan lanjutan. Setelah dilakukan pemeriksaan lagi, dokter menyarankan Rommy dirawat di RS Polri, untuk pemeriksaan kolonoskopi dalam rangka mencari tahu adanya kelainan pada saluran pencernaannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement