Senin 08 Apr 2019 17:46 WIB

Robot UMM Berlaga di Amerika

UMM memberangkatkan tiga tim robot ke kompetisi di Amerika Serikat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Tim Robotika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan kembali bertanding  di tingkat internasional pada 13 sampai 15 April 2019 di Trinity College  Hartford Connecticut, Amerika Serikat.
Foto: dok. Humas UMM
Tim Robotika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan kembali bertanding di tingkat internasional pada 13 sampai 15 April 2019 di Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim Robotika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan kembali bertanding di tingkat internasional pada 13 sampai 15 April 2019 di Trinity College Hartford Connecticut, Amerika Serikat. UMM mewakili Indonesia karena berhasil keluar sebagai juara nasional berdasarkan surat penugasan dari Ditjen Belmawa Kemenristekdikti Republik Indonesia nomor T/274/B3.1/KM/02.04/2019.

Di kesempatan ini, UMM memberangkatkan tiga tim jagoannya di kompetisi yang juga pernah dimenanginya pada 2017. Ketiga tim antara lain Zhafarul (robot kaki 4), Dome_Ina (robot kaki 6), dan MuForIna (robot beroda). Masing-masing robot ini membutuhkan waktu pembuatan empat bulan dari proses perakitan hingga siap berkompetisi.

Baca Juga

Kompetisi robotik internasional bertajuk Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) ini mempertandingkan dua jenis kategori, yakni robot berkaki dan beroda. Dengan membawa status juara bertahan, Ketua Tim Robotika, Alfan Achmadillah Fauzi mengaku, optimistis mendapat hasil terbaik di kompetisi pemadam api tingkat dunia.

"Yakni dengan mengusung beberapa teknologi andalan dan inovasi terbaru," kata Alfan.

Menurut Alfan, dua tim dari UMM sempat memborong dua penghargaan untuk kategori robot berkaki di 2017. Dua tim tersebut, yakni InaMuh sebagai juara pertama dan Unmuh Malang selaku pemenang kedua. Di samping itu, tim InaMuh juga meraih juara poster terbaik.

Alfan menjelaskan, semua robot nantinya memiliki misi memadamkan api dengan cepat pada satu ruangan atau kamar yang menyerupai rumah. Posisi titik api diletakan secara acak oleh dewan juri sehingga robot dituntut harus cerdas untuk mencari target tersebut. Setelah memadamkan api, robot dituntut untuk kembali ke titik start.

Robot dengan catatan tercepat, ia melanjutkan, bakal keluar sebagai pemenang. “Robot yang telah berhasil memadamkan api berhak bertanding pada level berikutnya. Pada level ini, selain memadamkan api, robot juga dituntut untuk menyelamatkan boneka dan memindahkannya ke zona aman,” terang Alfan melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (8/4).

Rektor UMM, Fauzan, menyatakan akan membebaskan skripsi apabila tim berhasil memenangi kontes ini. Fauzan lantas berpesan kepada para delegasi dan mahasiswanya yang hadir ketika itu untuk berhenti menjadi penonton tapi pemain.

“Saya tidak menarget harus juara satu, tetapi yang terbaik sajalah yang saya minta,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement