REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi, Lieus Sungkharisma mengatakan, surat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadikan 'bahan gorengan' oleh calo politik dengan menggiring opini publik seolah-olah SBY 'marah' dan tidak setuju dengan model kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Ahad (7/4). Lieus menegaskan, kampanye akbar Prabowo-Sandi inklusif.
"Itu jelas penafsiran yang salah dan sengaja dibelokkan. Sebagai orangtua yang punya segudang pengalaman di pemerintahan, wajar saja kalau SBY memberi saran dan masukan," kata Lieus dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Pusat, Senin (8/4).
Menurutnya, SBY tidak menghendaki terjadinya perpecahan dalam tubuh bangsa ini hanya karena pemilu atau pilpres. "Tapi apa salahnya kampanye dilakukan dengan salat, zikir dan doa? Kalau karena itu kampanye akbar Capres 02 Prabowo dan Sandi di GBK yang dihadiri jutaan orang tersebut dikatakan inklusif, lalu dipelintir seolah-olah memperhadap-hadapkan ideologi Pancasila dengan Khilafah, jelas itu pendapat yang salah dan tidak benar," katanya.
Lieus menambahkan sebagai orang yang selalu hadir dan mengikuti kemana pun Prabowo-Sandiaga berkampanye, ia tidak pernah melihat adanya inklusivitas itu. "Baik Prabowo maupun Sandi selalu cair dan membaur dengan semua suku, agama dan golongan dalam setiap kampanyenya," katanya.
Bahkan, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu mengaku, dalam kampanye akbar di GBK, sejumlah tokoh masyarakat nonpartai, tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya juga hadir. "Saya juga hadir. Tapi lebih memilih di belakang panggung saja," ungkap Lieus.
Karenanya, Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini menegaskan, tidak ada yang salah dari surat SBY yang dikirimnya dari Singapura itu. "Sekali lagi, sebagai tokoh nasional dan Presiden Republik Indonesia dua periode dan parpol pimpinannya menjadi salah satu parpol pendukung Prabowo-Sandi, wajar saja bila pak SBY mengingatkan kita semua. Jadi, tak usahlah perihal surat itu digoreng ke sana kemari. Gorengan macam ini sudah basi. Hanya kerjaan calo politik yang kehabisan isu," katanya.