Senin 08 Apr 2019 07:23 WIB

Volume Kubah Merapi Capai 472 Ribu Meter Kubik

Volume kubah lava yang semakin meluas harus tetap diwaspadai.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Tampilan Gunung Merapi saat mengeluarkan guguran awan panas pada  Senin (18/2).
Foto: Dok BPPTKG
Tampilan Gunung Merapi saat mengeluarkan guguran awan panas pada Senin (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas guguran awan panas Gunung Merapi memang sedang mengalami penurunan pada pekan pertama April 2019. Namun, volume kubah lava yang semakin meluas harus tetap diwaspadai.

Meski terbilang menurun pekan ini, kewaspadaan mutlak harus terjaga. Terlebih, aktivitas kegempaan seperti gempa frekuensi rendah, fase banyak, vulkanik dangkal, tektonik dan hembusan masih terus terjadi. Terkait perkembangan kubah lava, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat per 21 Maret 2019 volume kubah lava sudah mencapai 472 ribu meter kubik. "472 ribu meter kubik per tanggal 21 Maret 2019," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Ahad (7/4).

Baca Juga

Luas itu melebar sekitar 11 ribu meter kubik dari awal Februari yang berukuran 461 ribu meter kubik. Namun, laju pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi memang masih tergolong rendah.

Pasalnya, rata-rata pertumbuhan kurang dari 20 ribu meter kubik per hari. Untuk April, BPPTKG belum melakukan pengukuran kubah lava kembali mengingat baru memasuki hari ketujuh.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, menanggapi aktivitas Gunung Merapi yang masih berstatus waspada itu Dia masih merekomendasikan area dalam radius tiga kilometer dari puncak agar tidak ada aktivitas manusia.

Namun, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar."Terutama, saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," ujar Hanik. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement