REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengatakan pemilihan umum sudah semakin dekat, yakni 10 hari mendatang. Ia pun mengingatkan masyarakat terkait beberapa hal yang perlu disiapkan rakyat Indonesia jelang digelarnya Pilpres dan Pileg pada 17 April 2019.
"Pemilu sudah dekat, dan kita harus bersiap-siap lebih dari sekedar mencoblos," kata Mahfud di Surabaya, Ahad (7/4).
Pertama, kesadaran bahwa mereka akan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Kedua, kesadaran akan adanya perbedaan pilihan.
Ketiga, kesiapan masyarakat Indonesia menerima siapa pun yang nantinya terpilih. "Sesudah selesai memilih, akan menerima apapun yang telah dipilih oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara demokratis," ujar Mahfud.
Mahfud juga mengingatkan, kalah dan menang dalam pilpres dan pileg merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Karena itu, setiap masyarakat harus legowo dengan hasil akhir pada kontestasi tersebut, termasuk ketika jagoannya kalah.
Jika merasa dirugikan, kata Mahfud, seluruh masyarakat Indonesia, bisa mencari keadilan sesuai aturan yang ada. "Kalau tidak puas dengan hasil akhirnya, ada instrumen yang tersedia untuk menyelesaikannya," ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
Mahfud juga mengingatkan, pesta demokrasi yang digelar lima tahun sekali itu tidak semestinya menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Menurutnya, apabila kebersatuan dalam keberagaman yang dimiliki Indonesia sampai terkoyak hanya karena satu event politik bernama pemilihan umum maka akan sangat rugi besar.
"Karena yang paling bisa diandalkan dari kehebatan bangsa Indonesia itu karena bersatu di dalam keberagaman yang luar biasa," kata Mahfud.