Ahad 07 Apr 2019 15:20 WIB

Pendukung Capres 01 dan 02 Melebur di Tebuireng

Halaqah kebangsaan menginginkan ulama agar tetap bersatu.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang mengumpulkan ulama dan kyai pendukung calon presiden 01 dan 02 dalam Halaqah Kebangsaan, di Jombang, Ahad (7/4).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang mengumpulkan ulama dan kyai pendukung calon presiden 01 dan 02 dalam Halaqah Kebangsaan, di Jombang, Ahad (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada hal berbeda di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur (Jatim), Ahad siang (7/4). Puluhan ulama pendukung calon presiden (Capres) 01 dan 02 melebur dalam kegiatan Halaqah Kebangsaan di Ponpes Tebuireng, Jombang.

Pimpinan acara Halaqah Kebangsaan, Profesor Imam Suprayogo menerangkan, kegiatan ini pada dasarnya sengaja mengumpulkan kelompok pendukung capres 01 dan 02.

Baca Juga

"Kata Gus Solah, dan ini menjadi kelompok 00, jamaah 00. Kiai Mahfudz Sobari (dari Mojokerto) menginginkan kelompok-kelompok ini bersatu," kata pria yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas Hasyim Asy'ari, Jombang, Ahad (7/4) siang.

Seperti diketahui, kata Imam, Indonesia saat ini berada dalam tahun politik. Kondisi itu menjadikan banyak pihak saling berkompetisi, berebut pengaruh dan sebagainya dalam memenangkan capres dukungannya. Situasi ini diharapkan segera berhenti saat Pilpres dan Pileg 2019 selesai. "Pas berhenti, semoga bisa bersatu dan rukun kembali," tambah dia.

Di kesempatan itu, Imam juga mencoba menganalogikan kondisi Pemilu 2019 ini dengan acara 'Mantenan'. Para pengantin baru biasanya mendapatkan pesan agar menjadi pasangan sakinah, mawaddah, wa rahmah. Pesan ini, kata dia, sepertinya juga perlu diterapkan pada semua kalangan.

"Bisa menjadi sakinah yang damai, karena damai bisa melahirkan mawadah yang rukun. Dan dengan rukun menjadi warohmah atau tentram. Tentram dapat terjadi kalau rukun dan rukun terjadi kalau hatinya damai," tegas pria yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang ini.

Dari sini, Imam mendorong, para ulama, kiai dan sesepuh di Halaqah Kebangsaan ini bisa memberikan pandangan damai ke masyarakat. Dengan demikian, mampu melahirkan kerukunan, ketentraman dan kedamaian. Jika terlaksana, dia yakin, ini akan membuat hidup bermasyarakat lebih indah.

"Ini tentu para kiai menjadi tugasnya. Dan ini diharapkan tidak hanya rukun di dunia, tapi juga meraih kebahagiaan dunia dan akhirat juga," tambanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement