REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon presiden, Prabowo Subianto menanggapi kabar sakit yang menerpanya. Ia justru mengatakan dalam kondisi bahagia dalam tiga hari terakhir. Apalagi setelah menerima deklarasi dukung dari Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi, Alumni, dan Aktivis Kampus (GERAK) Indonesia, sebuah perkumpulan pendukung Prabowo-Sandiaga Uno di bawah Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (APTISI).
Ungkapan senang Prabowo, ia ceritakan saat memberikan pidato menerima deklarasi dukungan GERAK Indonesia, dan APTISI di Jakarta, Jumat (5/4). Dalam pidatonya di hadapan sekitar rektor PTS, tokoh, pengajar, dan mahasiswa ia mempresentasikan sebagian dari dua isi buku karangannya Paradoks Indonesia dan Indonesia Menang. Prabowo kembali menyinggung tentang kebocoran kekayaan negara yang ia hitung mencapai seribu triliun saban tahunnya dan kekayaan Indonesia ribuan triliun yang tak berada di dalam negeri. Kata Prabowo, saat ia menyampaikan itu beberapa tahun lalu, sampai hari ini masih mendapat ejekan dan olokan.
“Bukan dibantah, bukan dikritik. Tetapi, diejek, dihina,” kata Prabowo.
Tetapi kata dia, satu per satu pejabat di pemerintahan, menyusul pernyataan yang sama. Bahkan, kata dia, terkait dengan kebocoran anggaran yang mencapai seribu triliun, pada pekan lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan masalah yang sama. Bahkan lebih besar, dengan angka kebocoran mencapai dua ribu triliun.
“Jadi saudara-saudara, saya dalam dua hari ini sangat bahagia sekali. Karena KPK punya hitungan dua kali dari hitung-hitungan saya,” kata Prabowo.
Prabowo, dalam dua hari ini memang dikabarkan dalam kondisi sakit. Sejumlah agenda kampanye terbuka yang seharusnya ia lakukan, terpaksa dibatalkan. Tak ada kabar resmi dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 tentang kabar Prabowo yang absen dalam safari politiknya dua hari terakhir. Padahal, sejumlah kota di Sumatera bersiap menyambut kampanye, seperti di Medan, Bangka Belitung, dan Lampung.