REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta polisi menemukan pria yang ada dalam video berisi informasi hoaks soal server. KPU sudah melaporkan tiga akun penyebar informasi hoaks tersebut kepada Bareskrim Polri.
Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan ada sedikitnya tiga akun yang dilaporkan ke polisi pada Kamis (4/4). Akun itu berasal dari tiga platform media sosial (medsos).
"Kami sudah laporkan tiga akun, dari masing-masing platform, Facebook, Instagram dan Twitter," ujar Pramono kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
Selain itu, dalam pelaporan pada Kamis malam, KPU juga meminta polisi menemukan pria yang ada dalam video yang tersebar di medsos. Sebagaimana diketahui, seorang pria dalam video itu menyampaikan adanya informasi tentang server KPU yang sudah disetting untuk memenangkan kandidat capres tertentu.
"Inti dari kejadian ini kan soal konten di mana ada ucapan bahwa ada seseorang yang mengatakan menemukan server KPU yang sudah disetting. Ini kan bermula dari ucapan seseorang. Nah orang itu harus diperiksa dulu. Sumber utamanya dia," jelas Pramono.
Dia melanjutkan, KPU menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum, untuk menemukan siapa pria tersebut. Kemudian, menyelidiki apa motif mengatakan hal itu.
"Karena itu jelas menimbulkan kegaduhan, kecurigaan, ketidakpercayaan kepada pemilu dan kepada KPU. Kami sendiri tidak tahu siapa pria di dalam video tersebut," ungkap Pramono.
Sebagaimana diketahui, saat ini beredar video di twitter, instagram dan facebook terkait informasi adanya server KPU yang sudah disetting untuk memenangkan salah satu capres. Dalam video itu terlihat seorang pria sedang memaparkan materi di depan sejumlah orang dalam rapat tertutup.
Pria itu mengatakan bahwa capres 01 sudah diamankan di angka 57 persen. Pria itu mengatakan "Yang terakhir di KPU saya bulan januari ke singapura karena ada kebocoran data. 01 sudah membuat angka 57 persen. Allah maha segalanya. Server yg dibangun 7 lapis bocor. Salah satunya bocor. Kita berusaha menetralkan. Tapi data itu masih invalid. Maka tadi saya bicara dengan Pak Alfrian ini harus dituntaskan sebelum final 17 April,".