Kamis 04 Apr 2019 16:06 WIB

Soal Chat Habib Rizieq, FPI Nilai Yusril Sedang Gibah

FPI menilai Yusril kecewa karena tak dapat jaminan Prabowo.

Rep: Nawir Arsyad/ Red: Muhammad Hafil
Panglima FPI Munarman
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Panglima FPI Munarman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sekretaris Umum DPP FPI, Munarman meragukan percakapan antara Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) yang meragukan keislaman Prabowo Subianto. Menurut dia, Yusril lah yang meragukan keislaman dari calon presiden nomor urut 02 tersebut.

"Yusril pertama menyebut dan mengarahkan pembicaraan tentang kualitas keislaman Prabowo-Sandi. Dengan demikian terbukti sendiri bahwa Yusril yang pertama melakukan gibah terhadap Prabowo-Sandi," ujar Munarman saat dikonfirmasi, Kamis (4/4).

Baca Juga

Munarman menilai, Yusril gagal mendapat jaminan dari kubu Prabowo-Sandi untuk membuat PBB lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. Maka dari itu, Yusril lebih memilih untuk berpindah haluan mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Mana ada hasil pemilu bisa diatur sebelum hari pencoblosan, dari sini saja jelas sudah pokok persoalan dan asal mula serta motif Yusril mengumbar cerita tentang kualitas keislaman paslon 02," ujar Munarman.

Sebelumnya, Yusril membeberkan isi percakapannya dengan Rizieq Shihab. Dalam chat tersebut, Yusril menyatakan, dirinya tak yakin Prabowo dan Sandi berada di barisan pembela Islam. Pemahaman Prabowo pun dinilai sangat minim.

Habib Rizieq pun membalas chat tersebut, di mana HRS mengatakan posisi dilematis. Sebab, menurut HRS umat ingin ganti presiden. Di lain sisi, Prabowo sebagai capres alternatif tak didampingi ulama. Dalam pesan itu, HRS menyebutkan dirinya meragukan keislaman Prabowo.

"Dukungan ijtima' untuk PS harus berdampingan cawapres ulama justru karena kita tahu PS lemah tentang Islam dan lingkarannya pun masih banyak yang “Islamphobia”. Apalagi PS sudah terjebak dengan SBY yang sedang propaganda melawan Politik Islam yang disebutnya sebagai “Politik Integritas” beraroma SARA, dan ini sebab kandasnya cawapres ulama,” tulis HRS dalam chat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement