REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muhammad Rum mengatakan, sekitar 3.000 warga di Kelurahan Kota Baru dan Karijawa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengungsi akibat banjir yang melanda wilayah tersebut pada Rabu (3/4). Sekitar 700 rumah terdampak.
"Pendataan terus kita lakukan, sekitar hampir 700 rumah yang terdampak, tiga rumah rusak berat, dan 3.000 jiwa mengungsi," ujar Rum di Mataram, NTB, Kamis (4/4).
Rum menyampaikan, 3.000 warga mengungsi di rumah keluarga yang tidak terdampak banjir. Rum menyebutkan, tidak ada korban luka maupun korban jiwa akibat kejadian tersebut.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan korban luka, hanya ada tiga rumah rusak berat, sisanya paling tinggal pembersihan," lanjut Rum.
Rum mengatakan kejadian banjir di Dompu disebabkan sejumlah faktor, mulai dari tingginya curah hujan, kerusakan hutan, ketidaksiapan infrastruktur, dan kondisi masyarakat yang masih tinggal di bantaran sungai.
"Sungai kita sudah tidak bisa menampung. Alih fungsi hutan saya pikir ada pengaruhnya, kita tidak melarang (tanam) jagung di daerah datar, tapi di daerah yang curam tolong pertahankan pohon yang memiliki akar tunjang," kata Rum.
Rum menambahkan, normalisasi sungai yang tidak dilakukan membuat tanggul tidak mampu menahan datangnya air. "Kita sudah coba saya rencana kerja pemerintah 2020 ingin melakukan mitigasi struktural, pembuatan tanggul, normalisasi sungai, rehabilitasi hutan dan lahan," ucap Rum.
BPBD NTB bersama Dinas Sosial NTB telah mengirimkan 4 ton bantuan logistik berupa makanan siap saji, mie instan, selimut, hingga matras. "Kondisi banjir saat ini sudah berangsur-angsur surut, namun masih banyak rumah warga yang terendam. Selain itu cuaca dalam kondisi mendung saat ini," kata Rum menambahkan.