REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei LSI Denny JA terbaru menyatakan, sebagian anggota Front Pembela Islam (FPI) mendukung pasangan calon 01. Juru bicara TKN (Tim Kampanye Nasional) Jokowi-Maruf, Irma Suryani Chaniago menanggapi positif hal tersebut. Menurutnya, hal itu wajar karena kualitas keislaman Joko Widodo sangat baik.
"Itu (FPI yang mendukung 01) adalah bagian yang sadar bahwa keislaman Jokowi bagus. Jokowi bagus jadi imam shalat. Allah tidak tidur, Allah memberikan hidayah pada orang-orang yang dikehendaki-Nya," tutur Irma kepada Republika, Rabu (3/4).
Kemudian, politikus perempuan Nasdem itu menegaskan, hal itu merupakan bukti bahwa sebenarnya paslon 01 tidak memiliki masalah dengan kelompok Islam. Jokowi sebenarnya dekat dengan kelompok Islam.
"Insya Allah itu fakta (Jokowi dekat dengan umat Islam) yang selama ini diputarbalikkan untuk menggiring opini publik," kata perempuan kelahiran Metro, Lampung itu.
Menurutnya, dengan adanya dukungan dari anggota FPI tersebut. Maka perolehan suara Jokowi-Maruf dalam pilpres nanti akan semakin kuat. Selanjutnya, Irma menambahkan, ia optimis bahwa Jokowi-Maruf akan memenangkan pemilu.
"Insya Allah kami menang (selisih) di atas 15 persen," kata Irma.
Dalam survei LSI Denny JA terbaru disebutkan, sebanyak 41,2 - 47,6 persen responden FPI mendukung Jokowi-Maruf. Di sisi lain, anggota FPI yang mendukung Prabowo-Sandi adalah 52,4 - 58,8 persen.
Sekertaris Umum DPP FPI Munarman menanggapi LSI Denny JA yang menyebut sebagian dari anggota FPI memilih Jokowi-Maruf. Menurutnya, tidak ada satupun anggota FPI yang merasa menjadi responden LSI Denny JA.
"Terkait FPI, ini juga lucu, sampai hari ini tidak ada satupun dari anggota FPI yang merasa pernah menjadi responden LSI Denny JA," kata Munarman saat dikonfirmasi Republika, Rabu (3/4).
Munarman menjelaskan penggunaan diksi "di pemilih FPI" berarti responden bukan anggota FPI. Dia menyebut, dalam analisis LSI Denny JA tidak memiliki keterkaitan.
"Lha kan yang disurvei bukan anggota FPI, kok tiba tiba disebut berbeda sikap antara pimpinan dengan responden yang di survei. Kan gak nyambung itu," sambungnya.