Kamis 04 Apr 2019 00:39 WIB

Indikator Prediksi Jokowi-Maruf Menang 57,9 Persen

Indikator membuat model berdasarkan hasil survei, undecided dan swing voters.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait 'swing voters' pada Pemilu 2019 di Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei Indikator Politik Indonesia terkait 'swing voters' pada Pemilu 2019 di Jakarta, Rabu (3/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indikator Politik Indonesia memprediksi pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin meraih 57,9 persen suara pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.  Sementara Prabowo-Sandiaga meraih 42,1 persen suara.

“Jadi, Jokowi-Ma'ruf diprediksi akan menang," ujar dia Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan hasil survei lembaganya di kantornya, di Jakarta, Rabu (3/4).

Baca Juga

Prediksi tersebut dilakukan setelah Indikator membuat model dari hasil survei yang dilakukan pada akhir Maret lalu. Model ini mempertimbangkan pula undecided voters dan swing voters

Hasil survei menyebutkan hingga akhir Maret 2019, dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf masih unggul signifikan atas Prabowo-Sandi. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 55,4 persen, Prabowo-Sandi dengan 37,4 persen, dan sisanya 7,2 persen yang belum menentukan pilihan (undecided voters). 

Dari jumlah responden yang menjawab, kelompok swing voters sekitar 16,9 persen. Burhanuddin menyebutkan di antara basis pendukung paslon 01, 46,6 persen relatif stabil; sedangkan basis kuat paslon 02 ada sekitar 29,2 persen. 

"Untuk itu, menjadi penting untuk melihat lebih jauh kemungkinan kelompok undecided voters dan swing voters," katanya. 

Setelah dilakukan perhitungan ulang, ia mengatakan, distribusi suara relatif merata kepada masing-masing pasangan calon. "Menurut model yang dibangun, kelompok undecided voters dan swing voters terdistribusi relatif merata kepada masing-masing paslon, tetapi paslon 02 sedikit lebih banyak," kata Burhanuddin.

Burhanuddin menjelaskan alasan Indikator mempresentasikan undecide voters dan swing voters untuk memprediksi arah dukungan dua kelompok pemilih ini. Umumnya, Ia menerangkan, semakin dekat pemilu maka semakin mengecil jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters). 

Ia menerangkan undecided voters merupakan pemilih yang belum menetapkan pilihan saat survei dilakukan, sedangkan swing voters sebagai pemilih yang sebenarnya sudah memilih preferensi sektoral kepada salah satu paslon, tetapi pilihannya masih bisa berubah.

"Untuk itu, dilakukan analisis yang lebih mendalam melalui permodelan untuk memprediksi kelompok undecided voters dan swing voters menjadi agregat suara akhir," ujarnya.

Namun, Burhanuddin mengingatkan, masih ada waktu sekutar dua pekan sebelum pemilihan presiden 17 April 2019. Artinya, kedua pasangan calon masih bisa melakukan perubahan untuk mengubah elektabilitas dan prediksi kemenangan. 

Ia mengatakan, paslon 02 juga berpotensi membalik keadaan dan unggul. Namun, ia mengatakan, jika tidak banyak perubahan dibandingkan saat survei dilakukan maka paslon 01 berpotensi menang. 

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 1.220 responden yang mempunyai hak pilih. Pengambilan data survei dilakukan pada 22-29 Maret 2019. Margin of error dalam survei sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement