REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kehadiran Aisyiyah sebagai sayap perempuan Muhammadiyah, menjadi salah kekuatan umat Islam Indonesia yang bertanggung jawab dalam mengemban dakwah. Baik itu dakwah keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan yang universal dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk itu, warga Aisyiyah diharapkan dapat menjadi contoh dalam membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Terlebih, banyak program dan kegiatan yang telah dilakukan Aisyiyah diumurnya yang sudah 105 tahun, sejak lahir pada 19 Mei 1917.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, warga Aisyiyah harus terus mengobarkan dan mengaktualisasikan Islam yang berkemajuan. Tentunya hal ini sesuai dengan semangat amar ma'ruf nahi mungkar.
Tentunya, warga Aisyiyah juga harus selalu memperkokoh dan memperkuat serta meluaskan terkait risalah pencerahan. Sehingga, dapat memberi jawaban atas berbagai permasalahan yang terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia.
"Kami punya harapan yang besar kepada seluruh warga Aisyiyah dalam merawat dan mengembangkan Aisyiyah untuk kepentingan dakwah. Menampilkan kemajuan dan menjadi barometer memberikan jawaban atas berbagai permasalahan," kata Siti dalam acara Tasyakur Milad Aisyiyah ke 105 di Gor Among Rogo Yogyakarta, Rabu (3/4).
Acara ini digelar dengan mengangkat tema "Aktualisasi Risalah Pencerahan untuk Dahwah Melintas Batas". Sesuai dengan temanya, Siti menjelaskan, dakwah pencerahan yang dilakukan Aisyiyah sendiri telah melintasi batas.
"Aisyiyah telah mengukir dakwah lintas agama, suku, daerah, kepulauan bahkan negara," kata Siti.
Untuk itu, ke depan Aisyiyah akan terus berjuang dalam melaksanakan kegiatan dakwah pencerahan yang Islami. Sehingga, mewujudkan Islam sebagai agama yang mencerahkan kehidupan.
"Aisyiyah harus terus dirawat dan semakin bermanfaat. Tidak saja untuk kepentingan Muhammadiyah dan Aisyiyah, tapi kepentingan mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa," jelas Siti.