Rabu 03 Apr 2019 14:00 WIB

Gerobak Perindo Kini Beromzet Rp 45 Juta

Pemilik Gerobak Perindo tersebut adalah Dedeh.

Partai Perindo bagikan 400 gerobak kepada masyarakat pemilik usaha mikro, kecil dan menengah di Jakarta.
Foto: Istimewa
Partai Perindo bagikan 400 gerobak kepada masyarakat pemilik usaha mikro, kecil dan menengah di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gerobak Perindo di Bangka, Jakarta Selatan mengasilkan omzet Rp 45 juta per bulan. Pemilik Gerobak Perindo tersebut adalah Dedeh. Setiap hari dia sudah menyiapkan masakan sejak pukul 02.00 pagi dan mulai berjualan pukul 04.00 pagi.

"Tiap jam 04.00 pagi sudah jualan, kerajinan itu yang membuat seseorang berhasil," kata Ketua Umum Kartini Perindo Liliana Tanaja Tanoesoedibjo, seusai meninjau UMKM Binaan Partai Perindo di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, Jumat, (30/3).

Liliana yang juga Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta II No. 1 dari Partai Perindo itu mengatakan kerajinan Ibu tersebut membuahkan hasil. "Seseorang kalau mau berhasil harus rajin," kata Liliana dalam siaran persnya,

Setiap harinya, omzet penjualan UMKM binaan Perindo tersebut Rp 1,5 juta. Dengan keuntungan sekitar 30 persen, penghasilannya mencapai belasan juta rupiah setiap bulannya.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang terjun langsung menemui masyarakat dan membina pedagang kecil itu mengatakan Dedeh bisa menjadi contoh bagi UMKM binaan Partai Perindo maupun pedagang kecil lainnya.

"Orang dari bawah bisa berhasil. Kalau Indonesia bisa banyak komponen masyarakat seperti itu, Indonesia pasti maju," kata Hary.

Dia menjelaskan tujuan dari Partai Perindo, yaitu untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat kecil dan meningkatkan penghasilan mereka. Di perkotaan, Partai Perindo membina UMKM dengan program 100.000 Gerobak Perindo yang tersebar di seluruh Indonesia

Ke depan, Partai Perindo akan memperjuangkan kebijakan untuk mendorong UMKM di Indonesia bisa berkembang maju lebih cepat. "Usaha mikro, kecil, itu harus diperhatikan bagaimana akses dana murah, pelatihan dan proteksi juga penting. Jangan mereka diadu dengan pengusaha besar," tutur Hary.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement