Selasa 02 Apr 2019 22:30 WIB

Kiai Maruf: Lebih Enak Jadi Rais Aam, Santai

Kiai Maruf Amin sambangi pondok pesanten di Lombok.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolanda
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 K H Ma'ruf Amin (kanan) bersama Wakil Ketua Bapilu Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar TGB Zainul Majdi (kiri) saat menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Nasional Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (2/4/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 K H Ma'ruf Amin (kanan) bersama Wakil Ketua Bapilu Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar TGB Zainul Majdi (kiri) saat menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Nasional Selong, Lombok Timur, NTB, Selasa (2/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Kiai Maruf Amin, berkunjung ke sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (2/4). Kunjungan ke sejumlah ponpes merupakan rangkaian dari kegiatan kampanye rapat umum di Lapangan Nasional Selong, Lombok Timur.

Kiai Maruf memulai perjalanannya di Pondok Pesantren Attohiriyah Alfadiliyah Bodak, Praya, Lombok Tengah, sebelum menuju Lapangan Nasional Selong. Dari kampanye rapat umum, Kiai Maruf menyempatkan diri menyambangi Ponpes Nahdlatul Wathan Anjani di Lombok Timur. Pada Selasa (2/4) malam, Kiai Maruf berkunjung ke Pondok Pesantren Qamarul Huda di Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.

Syuriah PWNU NTB sekaligus pengasuh Ponpes Qomarul Huda, TGH Lalu Muhammad Turmudzi Badaruddin, mendoakan pasangan Jokowi-Amin menang dalam Pilpres 2019.

"Insya Allah kalau berdampingan ulama dengan umaro, negara ini akan kuat dan kukuh InsyaAllah. Kita doakan mudah-mudahan merairj nomor satu untuk," ujar TGH Turmudzi. 

Sekjen PBNU Hilmy Faisal Zaini optimistis pasangan Jokowi-Amin akan memang di NTB mengingat dukungan besar dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW) di NTB.

"Saya sampaikan sebagaimana yang disampaikan Ketua PBNU Said Aqil, menyatakan bahwa keluarga besar Nahdlatul Ulama satu komado memenangkan Jokowi-Amin," kata Hilmy. 

Kiai Maruf Amin menyampaikan terima kasih atas besarnya dukungan kader NU dan NW di NTB. Kiai Maruf juga menceritakan kesannya selama menjadi cawapres yang mengharuskan dia berkeliling ke banyak tempat di Indonesia untuk kampanye. 

"Lebih enak jadi Rais Aam, jadi ketum (MUI) santai, enak, daripada jadi cawapres harus muter tidak berhenti-berhenti kaya jarum super, jarang di rumah suka pergi," kelakar Kiai Maruf. 

Namun, kata Kiai Maruf, karena diminta para ulama dan Jokowi, maka dia menerima pinangan sebagai cawapres dan menjalaninya dengan segenap hati. Kiai Maruf membantah tudingan bahwa NU mengancam tidak mendukung Jokowi jika cawapres bukan berasal dari NU. Namun, NU memang menawarkan sejumlah kadernya kepada Jokowi dan akan berjuang memenangkan saat pilpres.

"Orangnya boleh dipilih ada Ketum Said Aqil, ada kader yang jadi Ketum PKB Muhaimin, ada kader yang jadi Ketum PPP Romi cuma sekarang lagi kesandung sedikit, ada kader NU yang profesional Pak Mahfud MD dan ada juga Rais Aam Kiai Maruf. Tahu-tahu yang dipilih saya," ucap Kiai Maruf. 

Kiai Maruf menyampaikan, siapa pun kader NU yang dipilih Jokowi sebagai cawapres harus didukung. Kiai Maruf mengatakan sejak Gus Dur menjadi presiden, tidak ada lagi kader NU yang menjadi pemimpin nasional. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh keluarga besar NU untuk bersama-sama mendukung wakil NU dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Jangan ngajak kader NU kalahan, betul. Oleh karena itu, kader NU tidak boleh kalah, mudah-mudahan ke depan ada lagi kader NU tidak hanya jadi wapres tapi jadi presiden," kata Kiai Maruf menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement