Selasa 02 Apr 2019 18:13 WIB

Prabowo Curhat Kerap Dihujat dan Difitnah

Walau sering dihujat dan difitnah, Prabowo mengaku tidak pernah gentar.

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolanda
Puluhan ribu masyarakat menyambut kedatangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto di kawasan wisata danau Cimpago, Padang, Sumtera Barat, Selasa (2/4).
Foto: dok. BPN Prabowo-Sandiaga
Puluhan ribu masyarakat menyambut kedatangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto di kawasan wisata danau Cimpago, Padang, Sumtera Barat, Selasa (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku sudah sering menerima hujatan dan fitnah. Terlebih di masa-masa Pemilu ini. Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu ada segelintir pihak yang tidak menyukai dirinya maju menjadi calon presiden sehingga dimunculkan fitnah kepadanya. 

"Prabowo diejek sering. Prabowo dihujat sering," kata Prabowo saat menyampaikan orasi politik dalam kampanye akbar di Kota Padang, Selasa (2/4).

Baca Juga

Walau sering dihujat dan difitnah, Prabowo mengaku tidak pernah gentar. Ia selalu ingin menegakkan kepala karena ingin berjuang demi bangsa dan negara. 

Prabowo mengklaim dirinya selalu mengedepankan prinsip pengabdian kepada rakyat Indonesia. Oleh karena itu, ia kembali siap maju bertarung di pilpres karena masih ada yang menginginkan dirinya menghadirkan suasana baru dalam kepemimpinan bangsa. 

"Saya tidak takut. Saya tidak gentar menghadapi elite-elite di Jakarta," ujar Prabowo. 

Di hadapan belasan ribu pendukung dan simpatisannya di Padang, Sumatra Barat, Prabowo kembali mengingatkan aset-aset dan kekayaan bangsa Indonesia yang selama ini mengalir deras ke negara lain. Kata dia, kekayaan dan aset bangsa justru dinikmati pihak asing. 

Prabowo meminta pendukungnya memilih Prabowo-Sandiaga Uno bukan semata untuk mengantarkan keduanya menjadi penguasa Istana Negara. Tapi lebih dari itu, kata Prabowo, masyarakat yang memilihnya demi masa depan generasi penerus bangsa. 

Prabowo menilai sistem ekonomi yang dijalankan oleh pemerintahan yang sekarang bertentangan dengan Pancasila. Harusnya sistem ekonomi kata mantan komandan jenderal Kopassus itu menjunjung tinggi asal keadilan yang artinya bisa dinikmati oleh semua anak bangsa. 

"Sekarang mereka itu tidak adil untuk semua rakyat. Tapi untuk kantongnya sendiri," kata Prabowo menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement