REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan lima alasan pasangan calon presiden dan wapres nomor urut 01, Jokowi-Maruf lebih unggul dibandingkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo-Sandi menjelang pencoblosan pada 17 April 2019. Dalam survei terbaru LSI Jokowi-Maruf masih unggul telak dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Sandi.
Elektabilitas Jokowi-Maruf dalam kisaran 56,8 persen-63,2 persen, sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sekitar 36,8 persen-43,2 persen. Alasan pertama, kata peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, adalah kepuasan terhadap kinerja petahana.
"Dalam hukum besi pemilu langsung, seorang petahana akan mudah terpilih kembali jika mayoritas masyarakat puas dengan kinerja selama menjabat," ujar Ardian, Selasa (2/4).
Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa 69,5 persen pemilih menyatakan puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden. Berdasarkan survei LSI, hanya 25,6 persen pemilih yang menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden.
Alasan kedua, Jokowi punya sejumlah program populis yang diketahui luas dan disukai. Sejumlah program Jokowi yang dikenal luas dan disukai antara lain Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan infrastruktur, dana desa, dan beras sejahtera (rastra).
"Program-program ini dikenal rata-rata di atas 70 persen dan rata-rata di atas 60 persen disukai," ujarnya.
Ketiga, kepribadian Jokowi lebih disukai dibandingkan Prabowo. Hampir semua aspek kepribadian, Jokowi dinilai publik lebih unggul dibanding Prabowo.
"Di antaranya Jokowi dinilai lebih jujur, pintar, nasionalis, dan perhatian terhadap rakyat," kata Ardian.
Keempat, Jokowi unggul telak di kantong pemilih loyal, yaitu pemilih minoritas. Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa Jokowi-Maruf unggul telak di pemilih minoritas.
Dukungan untuk Jokowi-Maruf di segmen minoritas ada pada range 74,5 persen - 80,9 persen. Meski pemilih minoritas ini populasinya di bawah 10 persen pemilih ini cenderung loyal dukungannya terhadap Jokowi-Maruf.
Alasan kelima, kata Ardian, Jokowi unggul telak di kantong pemilih besar. Kantong pemilih berpopulasi besar dan penting tersebut adalah pemilih wong cilik.
"Jumlah pemilih wong cilik sebesar 75 persen. Di segmen pemilih ini, Jokowi-Maruf juga unggul jauh dibanding Prabowo-Sandi. Range dukungan Jokowi-Maruf di segmen pemilih wong cilik dengan pendapatan di bawah Rp 1 juta adalah 59,2 persen - 65,6 persen. Sementara di pemilih yang pendapatannya di antara Rp 1 juta-Rp 3 juta, dukungan Jokowi-Maruf sebesar 58,8 persen-65,2 persen," kata Ardian.